Pada pelepasan lulusan juga dihadiri Direktur SDM, Pendidikan, dan Umum Rumah Sakit Ortopedi (RSO) Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, drg. Moh. Nur Nasiruddin.
Wakil Dekan Akademik, Riset, dan Kemahasiswaan FK UNS Prof. Dr. dr. Paramasari Dirgahayu, Ph.D melaporkan, 14 lulusan terdiri lima wisudawan Prodi Psikiatri dan seorang wisudawan dari Prodi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.
Juga wisudawan Prodi Neurologi, Prodi Ilmu Penyakit Dalam, Prodi Ilmu Patologi Klinik, Prodi Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Bedah Kepala, dan Leher (THT-KL) masing masing dua orang.
Pada pelepasan kali ini lulusan dengan IPK tertinggi yaitu 3,89 yakni Tiara Maharani, dr. Sp.P.D. dari Prodi Ilmu Penyakit Dalam. Sedangkan Tatas Bayu Mursito, dr., Sp.P.D., menjadi lulusan dokter spesialis termuda.
Dokter kelahiran Karanganyar itu pada saat lulus berusia tahun. Prodi THT-KL menjadi prodi dengan rata-rata lama studi tercepat, yaitu 4 tahun 2 bulan.
“Hingga saat ini, FK UNS telah melepaskan sebanyak 1.570 orang dokter spesialis sejak awal berdirinya,” ungkapnya.
Dekan FK UNS, Prof. Reviono dalam sambutannya mengingatkan akan banyaknya tantangan ke depan. FK UNS telah berusaha memenuhi fasilitas dalam usaha pemenuhan kompetensi yang ditetapkan.
Kerja sama antar instansi kesehatan turut berperan dalam peningkatan kompetensi dan pengembangan ilmu.
Kesuksesan dalam menghadapi tantangan ditentukan tiga hal. Pertama, profesionalisme yang mana para dokter spesialis mampu menguasai kompetensi dengan sungguh-sungguh.
Kedua, integritas setiap dokter spesialis dalam melayani masyarakat dengan bertanggung jawab. Terakhir, dokter spesialis perlu membangung serta memperbanyak jejaring dan silaturahmi dengan rekan maupun pihak lain.
“Kami telah berusaha sekuat mungkin untuk memberikan bekal yang cukup kepada para dokter spesialis untuk berkarya di mana saja,” Jelas Prof. Reviono.
Perhatikan Perkembangan Ilmu
Wakil Rektor Umum dan SDM UNS Prof Bandi dalam sambutannya berpesan, agar lulusan senantiasa memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan terkini.
Dikemukakan pendidikan kedokteran merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan nasional. Penguasaan keilmuan, keterampilan, dan perilaku lulusan dokter menjadi salah satu penentu utama kualitas layanan asuhan medis kepada masyarakat.
“Kualitas seorang dokter juga ditentukan kemuliaan budi luhurnya yang berupa kesantunan, etika profesi, dan kemampuan bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya,” kata Prof. Bandi.
Bagus Adji