blank
Ilustrasi

MENURUT keyakinan lama, orang yang kuat menjadi memimpin itu, secara alamiah dapat dilihat dari pola makan dan tidurnya. Jika ada sekian calon, cara mendeteksinya, amati siapa yang paling sedikit makan dan tidurnya, itulah dia menurut ilmu titen yang nanti akan kepanjingan wahyu keprabon atau cahaya kepemimpinan.

Analisis itu dikaitkan dengan kisah pewayangan yaitu perang antara Amarta : Puntadewa, Werkudara, Arjuna, Nakula, Sadewa, melawan Kurawa: Durna, Kartamarma, Burisrawa, Adipati Karna, Sengkuni, “wa ala alihi washahbihi”  yang berjumlah 99. Dan akhirnya dimenangkan pihak Amarta.

Bukan hanya dalam peperangan, diluar peperangan pun Amarto lebih sering menang saat lomba “Olah Yudha” seperti memanah, main pedang, berlari, dsb., sedangkan Kurawa hanya menang saat “lomba” makan dan tidur.

Baca juga Membaca Tanda Alam Siapa Calon Pemimpin Jadi – Tulisan Kesatu

Amati calon pemimpin Anda, siapa di antara mereka yang lebih kuat menjaga syahwat mulut (makan), mata, perut, biasanya, dialah yang nanti kedatangan wahyu kepemimpinan. Selebihnya, wallahu a’lam.

Jelang musim Pilkada/Pilpres, asyik juga membahas ilmu titen yaitu kebiasaan yang dicatat dan diingat para sesepuh siapa yang nanti kejatuhan pulung atau wahyu kepemimpinan.

Menurut ilmu titen, ketika Allah sudah berkehendak, sinyalnya dapat dibaca pada alam: dengan isyarah hati, impian yang kemudian mepengaruhi fisik dan psikis, dan tanda-tanda alam (hewan, tumbuhan) yang ada di sekitar rumahnya.

Satu dari sekian tanda-tanda siapa kandidat yang nanti akan unggul, itu ditandai siapa yang paling berbakti, dekat, dan disayang Ibunya. Ini sesuai unen-unen:  Sapa sing ndadekke ibune kaya ratu, mangka uripe kaya ratu, lan sapa sing ndadekke ibune kaya batur, mangka uripe ya kaya batur.

Artinya: Siapa yang menjadikan Ibunya seperti ratu, maka hidupnya seperti ratu, dan siapa yang menjadikan Ibunya seperti pembantu, maka hidupnya pun seperti pembantu.

Tanda dari yang nanti kalah? Biasanya ditandai yang masih memendam dendam, karena dendam itu ibarat batu yang terikat pada kaki yang menyebabkan seseorang tidak leluasa berjalan, meloncat atau terbang tinggi. Selebihnya.. wallahu a’lam.

Memuliakan Ibu

Hadist Nabi SAW: Aljannatu tahta aqdamil-ummahat,” Yang artinya: Surga terletak di bawah kaki ibu. ”Tiada kejayaan keberkahan kesuksesan tanpa restu ibu (para pemimpin besar dari masa ke masa adalah orang yang paling dekat, sayang, dan berbakti dengan ibunya.

Contoh, Pak Soeharto, dalam kisahnya dulu ditirakati oleh ibunya (Ibu Sukirah) dengan cara bertapa, bermohon kepada Tuhan melalui caranya agar wahyu keprabon memayungi anaknya.

Contoh lain masih banyak, calon pemimpin besar zaman dulu biasanya sejak kanak-kanak, remaja, sudah memiliki ketertarikan dengan olah batin, tirakat, puasa, wirid, ziarah di makam para wali, raja-raja zaman dulu agar energi gaibnya membantu cita-citanya.

Ini sesuai pepatah Jawa: Sapa gelem pasa bakal dadi panguwasa. Dan laku ini yang juga dilakukan oleh Mas karebet (Jaka Tingkir) sebelum jadi Sultan Pajang dimasa mudanya yang hobi bertapa.

Begitu juga dengan Ki Ageng Sela, Sunan Kalijaga, Danang Sutawijaya pendiri Kerajaan Mataram yang memiliki tradisi bertapa bahkan setelah mereka itu sudah menjadi raja dengan tujuan untuk untuk mempertahankan wahyu keprabon.

Sudah tampak  tanda-tanda alam untuk yang bakalan calon pemimpin. Dan saya saya tulis ini saya tulis secara umum, sebagai wawasan dan tidak saya tujuan untuk kepentingan perorangan atau kelompok. Jadi, tafsirnya terserah pembaca.

Ingat pitutur Jawa: Sing sapa enome gelem tirakat, tuwane bakal kuat manggul drajat -sapa sing gelem tirakat bakal oleh berkat.

Ketika Tuhan menghendaki suatu hal, maka Dia menciptakan sebab. Prediksi tentang calon pemimpin itu, serahkan kepada orang yang memiliki ilmunya dan dia tidak ada keberpihakan kepada calon yang diprediksinya. Ketika ego keberpihakan sudah ada, prediksi menjadi hambar.

Kalah Rupa Menang Doa

Kalau dalam ranah agama, seperti mohon petunjuk dengan salat istiharah. Saat melakukan hati harus dalam kondisi netral, tak boleh ada kecenderungan pada salah satu pilihan. Prediksi lain yang bersifat metafisis, juga