blank
Ilustrasi gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Privinsi Jawa Tengah di Semarang. Foto: dok SB.ID

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Angka inflasi cenderung meningkat di Jawa Tengah, seiring dengan kenaikan harga BBM yang diumumkan pemerintah pusat beberapa waktu lalu.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, dalam keterangan resminya kepada wartawan mengatakan, kelompok transportasi menjadi pendorong utama melejitnya angka inflasi tersebut.

“Pada September 2022, Jawa Tengah mencatatkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 1,19%, setelah di bulan sebelumnya mencatatkan deflasi sebesar 0,39%. Peningkatan inflasi ini terutama bersumber dari kelompok transportasi,” katanya, Rabu (5/10/2022).

Secara detail Rahmat menjelaskan, realisasi inflasi tersebut tercatat sedikit lebih tinggi dari inflasi nasional yang sebesar 1,17%. Secara tahunan, Inflasi Jawa Tengah pada September 2022 mencapai 6,40%, lebih tinggi dari inflasi nasional yang sebesar 5,95%.

Kenaikan inflasi pada bulan ini terutama didorong oleh Kelompok Transportasi, sebagai dampak kenaikan harga bensin dan solar.

Pada 3 September 2022 lalu, Pemerintah Pusat secara resmi mengumumkan kenaikan harga Pertalite dari Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liter, Solar subsidi dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter, serta Pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter (yang belakangan turun menjadi Rp 13.900).

Lebih lanjut, kenaikan harga tersebut turut mempengaruhi kenaikan tarif transportasi. Salah satunya tercermin pada tarif angkutan antar kota yang turut mengalami peningkatan pada Bulan September 2022.

Imbasnya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mulai menunjukkan peningkatan peningkatan indeks harga meskipun masih tercatat mengalami deflasi sebesar -0,15% (mtm).