Gas air mata ditembakkan tidak hanya kepada suporter yang memasuki lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton, yang kemudian memicu suporter panik. Akibatnya, massa penonton berlarian dan berdesakan menuju pintu keluar, hingga terinjak-injak.
Kapolda juga menyatakan, pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut semula berjalan dengan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.
Baca juga 127 Orang Meninggal Dunia di Stadion Kanjuruhan, Usai Laga Arema vs Persebaya
Kekecewaan Aremania itu muncul setelah Arema kalah 2-3 dari Persebaya pada lanjutan Liga 1 musim ini. Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.
“Penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial,” kata Kapolda.
wied