Lalu Kami berflrman: “Pukullah mayat itu dengan sebagian anggota sapi itu!” Begitulah Allah menghidupkan kembali orang yang sudah mati dan memperilhatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaan- Nya, agar kamu mengerti.

Pada pembuka naskah buku ini, penulis sengaja mengutip ayat suci Al Qur’an yaitu Surat Al- Baqarah 72-73 yang berkaitan erat dengan apa yang hendak penulis kupas dalam buku ini.

Buku- buku bernuansakan metafisika sudah banyak ditulis orang, mulai dari bela diri tenaga dalam, meditasi, tuntunan ilmu wirid pengobatan ala bathiniyah dan sebagainya.

Dan dari sekian buku yang beredar di pasaran itu, penulis belum menemukan buku yang secara khusus mengupas metode membongkar kasus kejahatan melalui pendekatan metafisis.

Penulis memandang buku semacam ini amat dibutuhkan, mengingat zaman akhir ini orang begitu mudah membunuh sesamanya hanya karena sebab-sebab yang amat sepele .

Sudah tentu, buku ini lebih didominasi unsur wawasannya dibanding unsur teknisnya. Pembaca mungkin bertanya, mengapa penulis mengutip Surat Al-Baqarah 72-73 perlu dimengerti bahwa Nabi punya mukjizat, Wali punya karomah dan orang mukmin pun insya Allah punya maunah.

Maka Nabi Musa AS dengan izin Allah mampu membangkitkan orang yang sudah mati, kemudian mayat itu di “introgasi”. maka dengan izin Allah manusia bisa memohon kepada-Nya agar diberi kemampuan semacam itu.

Namun, di lapangan prakteknya berbeda. Keluarga korban selain menyerahkan kepada Polisi juga ikhtiar batin. Sabda Nabi SAW seseorang itu tidak mungkin mampu menyembunyikan perbuatan jahatnya.

“Sesungguhnya orang yang melakukan suatu perbuatan walau di dalam goa batu yang gelap, tidak berpintu dan tidak pula berlobang sekalipun, maka perbuatannya itu pasti akan diketahui oleh banyak orang”.

Deteksi Pelaku

Dari sekian metode mendeteksi pelaku pencurian, saya pernah mengenalkan konsep ketika ada keluarga kehilangan benda-benda berharga. Cara mengungkapnya  cukup bermodal telur yang sudah dirajah huruf-huruf Arab.

Metodenya, semua pekerja pada keluarga itu diperkenalkan dengan sosok orang asing berpenampilan sangar, layaknya dukun sakti dalam sinetron. Dia menunjukkan beberapa telur ayam matang yang sudah ditulis rajah huruf-huruf Arab.

Mereka secara bergantian disuruh masuk kamar remang-remang untuk memakan satu telur. Sebelumnya mereka sudah ditanamkan sugesti: siapa yang mencuri, kena musibah.

Secara bergantian, setiap yang keluar dari kamar itu disuruh duduk di ruang tamu dan diawasi gerak-geriknya oleh tuan rumah. Dari tujuh pekerja itu diketahui ada dua yang tampak gugup.

Setelah itu semua pekerja disuruh membuka mulutnya, dan ada dua pekerja yang mulutnya tampak bersih. Logikanya, yang makan telur itu pada sela-sela giginya tentu saja terdapat sisa-sisa kuning telur.

Dua pekerja itu saat ditanya kenapa telurnya tidak dimakan? Keduanya menangis lalu mengaku yang mencuri perhiasan. Bukti yang lain, pada kolong ranjang kamar gelap ditemukan remasan telur matang.

Masruri, penulis buku praktisi dan konsultan metafisika tinggal di Sirahan, Cluwak, Pati