GUBERNUR Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melalui Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar), terus menggenjot kebangkitan pariwisata. Salah satunya lewat aplikasi Map Destination Online System (Madosi), dan pemanfaatan ekonomi kreatif.
Aplikadi Madosi berisi segala informasi tentang perhotelan, rumah makan, hiburan, dan destinasi wisata di Jateng. Ini merupakan siprit Ganjar, yang berkomitmen menggunakan teknologi digital, untuk mengoptimalkan pembangunan pariwisata.
”Lewat Madosi, wisatawan yang datang ke Jateng disuguhi informasi-informasi urgen, yang terkait pariwisata. Dengan gadget, pengguna juga bisa melihat destinasi terdekat dari tempatnya berada,” kata Kepala Pelaksana Harian (Plh) Disporapar Jateng, Purwanto, dalam keterangannya, Jumat (30/9/2022).
BACA JUGA: Kemegahan Sembilan Fly Over di Jateng yang Diinisiasi Ganjar Pranowo
Dijelaskan dia, layanan ini memungkinkan masyarakat bisa mencari berbagai jenis usaha pariwisata. Wisatawan dapat memantau 13 aspek pariwisata, seperti penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi, pertemuan, konferensi dan pameran, jasa informasi pariwisata, jasa konsultan pariwisata, jasa pramuwisata, wisata tirta, serta spa.
”Sebagai bentuk menyosialisasikan Madosi, Disporapar berkolaborasi dengan sekolah-sekolah, termasuk kalangan ASN di lingkup Pemprov Jateng juga,” tutur Purwanto.
Sebelumnya, aplikasi itu pernah menyabet juara pertama Lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru, yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
BACA JUGA: SIG Raih Tiga Penghargaan dari Kementerian ESDM pada Ajang Good Mining Practices Award 2022
Jateng mendapatkan dua kategori juara I, yaitu Bidang Pariwisata dengan video berjudul ‘Madosi Jateng – Ayo Dolan Kesehatan Tetap Di Depan (New Normal Inovasi Wisata Jawa Tengah), dan Bidang Transportasi lewat video ‘Layanan Penumpang Trans Jateng dengan Aplikasi si-Anteng’.
Di samping itu, Ganjar juga mengoptimalkan ekonomi kreatif (ekraf), untuk menyokong pariwisata Jateng. Sempat redup karena pandemi, Ganjar memajukan ekraf lewat sertifikasi kompetensi untuk barista, web developer, mobile developer, digital marketing, desain grafis, dan desain multimedia.
”Di Jateng ada 4.000-an pelaku ekraf dan 22 komunitas. Sektor unggulan yang kami kembangkan ada tiga, yaitu fashion, kriya dan kuliner. Kami juga sedang mengembangkan sektor fotografi,” kata Purwanto.
BACA JUGA: Bawaslu Ajak Partisipasi Aktif Kelompok Masyarakat untuk Jadi Pemantau Pemilu 2024
Ditambahkannya, kepedulian Ganjar terhadap pelaku ekraf juga tinggi. Melalui ‘Lapak Ganjar’, imbuh Purwanto, mantan anggota DPR RI itu memberikan ruang kepada pelaku UMKM, untuk berpromosi.
Saat ini sejumlah daerah di Jateng, sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Ekraf, di antaranya Karanganyar, Banyumas, Kebumen, Kota Semarang, dan Surakarta. Perda itu bertujuan untuk meningkatkan daya saing, kreativitas, pertumbuhan, keragaman, dan kualitas industri kreatif, di samping membuka lapangan kerja.
Sementara itu, pelaku ekraf sekaligus pemilik usaha tas Rorokenes, Syanaz Nadya Winanto Putri menyampaikan, perkembangan usahanya pada semester kedua tahun 2022 ini naik signifikan, baik di pasar domestik maupun luar negeri.
BACA JUGA: Tiga Bulan Kinerja Pj. Bupati Jepara Diapresiasi Kemendagri, Ini Catatannya
Dia menyatakan, pangsa pasar tas anyamanya sudah menjangkau Sabang-Merauke, dan negara ASEAN seperti Singapura dan Malaysia.
”Bekerja sama dengan Baznas, kami mengadakan pelatihan-pelatihan bagi ibu-ibu, untuk membuat tas yang berkualitas dan berdaya saing,” tukasnya.
Tim SB