WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Pengawasan Pemilu, tidak bisa hanya ditimpakan kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) saja. Demikian ditegaskan Ketua Bawaslu Kabupaten Wonogiri, Ali Mahbub, Kamis (29/9), saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) sosialisasi pengawas partisipatif.
Rakor berlangsung di Gedung Alami Sayang, Ngadirojo, Wonogiri, mengambil tema ”Membangun sinergitas stakeholder dalam meningkatkan pengawasan partisipatif.” Menampilkan nara sumber Sri Sumanta (Anggota Bawaslu Jateng Periode 2118-2022), dan Anggota Bawaslu Wonogiri Isnawati Sholihah, dengan Moderator Suyono (mantan Anggota KPU Wonogiri). Diawali laporan Koordinator Sekretariat Yulius Wahyu Widiyatmoko.
Hadir menjadi peserta, para Pimpinan Parpol dan Ormas di Kabupaten Wonogiri, dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Organisasi Pemuda dan Organisasi Wanita, dari akademisi, Komunitas Difabel dan awak media.
Kata Ali Mahbub, pengawasan Pemilu perlu didukung oleh semua elemen masyarakat. Karena itu, perlu dibangun sinergitas kerjasama antarlembaga dan dengan stakeholder, sebagai upaya meningkatkan peran partisipatif dari masyarakat.
Sri Sumanta, menyatakan, semua tahapan Pemilu menjadi hak yang krusial. Untuk itu, peting dilakukan sinergitas dan dikomunikasikan dengan berbagai pihak. Agar masing-masing pihak, dapat memberikan perannya secara baik.
Kata Sri Sumanta, banyak hal yang dapat menjadi sumber pemicu terjadinya konflik. Mulai dari pencalonan, kampanye, politik uang dan logistik, masalah SARA, politik identitas, berita hoaks, quick count, Daftar Pemilih Tetap (DPT) sampai kepada penghitungan suara.
Partisipatif
Sementara itu, Isnawati Sholihah yang menyampaikan paparan tentang ”Peran strategis masyarakat dalam kepengawasan partisipatif,” mengedepankan tentang pentingnya menciptakan Pemilu yang berintegritas.
Dalam hal pengawasan, tandas Isnawati, siapa pun bisa memberikan perannya secara partisipatif. Yakni dengan memberikan informasi, mencegah pelanggaran, mengawasi, memantau dan melaporkan.
Disebutkan, Pemilu rawan pelanggaran yang dilakukan oknum. Tapi pemilih hendaknya lebih cerdas menyikapinya. Waspadai praktik politik uang, sebab bila di awal sudah terjadi ‘dum-duman duit’ (bagi-bagi uang), buntutnya di kelak kemudian hari, itu hanya akan memicu tindak korupsi.
Ada 5 peserta yang menyampaikan pertanyaan. Yakni Sugiarto mewakili akademisi, Sulistyo Adibowo dan Rivai dari unsur pemuda, Surya Suminto selaku Pimpinan Parpol dan Wiswanto mewakili Kaum Difabel.
Menjawab pertanyaan tentang sejauh mana keberanian Bawaslu menindaklanjuti laporan penyimpangan, Isnawati berkata:”Harus berani,” tegasnya. Tentang perlindungan pengamanan bagi pelapor, akan dikoordinasikan dengan instansi kepolisian dan kejaksaan.
Bambang Pur