KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID) –Anggota DPR RI Dapil VI Jateng (Magelang, Temanggung, Wonosobo, Purworejo), Ir H Sudjadi, berusaha memperjuangkan aspirasi masyarakat. Dia menggali aspirasi melalui acara sosialisasi empat pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 45, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika) di Grand Artos Hotel & Convention, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (19 September 2022) sore.
Adapun yang mendapat undangan dalam acara itu dari Desa Sirahan, Kecamatan Salam, Karangtalun – Ngluwar, Tamanagung – Muntilan, Sumberejo dan Girirejo – Ngablak, Kabupaten Magelang. Selain itu dari Desa Petarangan, Kledung, Kabupaten Temanggung dan Pandanrejo, Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Masing- masing desa terdiri kepala desa (kades), sekretaris desa (sekdes), ketua BPD, kadus yang ketempatan proyek dan tokoh masyarakat.
Anggota Komisi V DPR RI itu dalam acara tersebut meminta tamu undangan untuk menyampaikan aspirasinya. Diawali Kades Sirahan, Sulastri, menginginkan mendapat bantuan pemerintah berupa
pasar ikan air tawar di Dusun Ngemplak Lor. Menurut dia selama ini tempat penjualan ikannya belum memadai. Padahal setiap tahun ada panen.
Menurut Kades, warga Dusun Ngemplak Lor sebanyak 50 keluarga. Setiap keluarga memiliki kolam ikan. Karena belum ada pasarnya, setiap hari hanya untuk pemancingan.
Dia ingin agar warga bisa menjual ikan di tempat yang memadai. Sehingga setiap hari bisa digunakan untuk ikan konsumsi, dan bisa untuk event tertentu yang bisa dikembangkan di desa.
Ditambahkan, di sana juga ada warga yang setiap hari membibit ikan. Kalau ada pasar ikan, diharap bisa menjadi wadah. “Di desa kami ada kelompok perikanan yang sudah berbadan hukum,” katanya.
Atas usulan tersebut Ir H Sudjadi berjanji akan memperjuangkan melalui instansi terkait. Tetapi dia mengingatkan kalau sudah ada pasar ikan supaya betul-betul dimanfaatkan. “Ada desa yang pernah mendapat bantuan tetapi tidak digunakan,” katanya.
Maka dia minta ketegasan, kalau dibantu pasar ikan, betul-betul akan dimanfaatkan atau tidak. “Kalau dibantu bangunan pasar, mau menjual di situ atau ngijon di tempat lain. Semua harus dijual di pasar, tidak diijonkan,” pintanya.
Kades Karangtalun, Muzaeni, dalam acara yang sama mengatakan, di desanya ada bendungan, tetapi warga tidak ikut menikmati hasilnya. Dia usul mendapat bantuan kios UMKM untuk kuliner, taman bermain anak, kolam renang, tempat parkir dan musala.
Sementara itu Kades Tamanagung,
Imam Sampurna, mengatakan, di desa dia banyak pembuat tahu. Tetapi warga kesulitan membuang limbahnya. Sebab tidak ada aliran sungai yang langsung ke sungai besar. Di sana ada patok-patok milik PT KAI.
Sujadi pun berjanji akan memperjuangkan jalan keluar masalah itu. “Kalau bisa diperjuangkan untuk pembuangan air limbah apakah masalahnya selesai,” tanya dia.
Kades pun memberikan penegasan kalau dibangun sarana pembuangan limbah tahu sudah menyelesaikan masalah. “Kendala lain yang masih ada tentang pengepakan tahu dan sulit mencari tenaga kerja pembuat tahu, pak,” keluh Kadus Wina Miyati.
Selain itu Kades Sumberejo, Ngablak, punya keinginan memiliki agrowisata yang bisa berkembang. “Desa Girirejo punya wisata Gunung Andong, Desa Pandean punya Gunung Telomoyo. Warga kami kerja pertanian, sayur mayur dan
penjualannya ke supermarket,” katanya.
Terkait hal itu Sudjadi menyarankan, kalau ingin cepat memperoleh pendapatan, dia minta dibuat tempat parkir saja. Toh di desa itu memiliki potensi yang bisa menyerap banyak pengunjung. “Banyak desa yang dibantu akhirnya kesulitan mengembangkan,” imbuh Sudjadi.
Kades Petarangan, Kledung, Temanggung, Jumarno, menyebutkan, di sana ada objek wisata alam pegunungan Potorono
yang harus ditempuh dengan berjalan kaki 140 tangga. Di atas sana butuh kedai kopi dan toilet. “Sesampai puncak, keluhan pengunjung kalau mau ngopi belum ada dan kalau mau kencing tidak ada tempatnya,” keluhnya.
Selain itu Kades Pandanrejo, Kaligesing, Purworejo, Supandi, mengatakan pasar hewan adalah andalan desa itu. Sayang, kalau hujan kehujanan dan kalau panas kepanasan. Dia usul ada bangunan untuk berteduh.
Eko Priyono