blank
Para peserta webinar, antusias mendengarkan paparan dari beberapa narasumber yang dihadirkan. Foto: bbjt

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Mahasiswa magang Program Studi Sastra Indonesia, Universitas Diponegoro (Undip), di Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (BBJT), belum lama ini, menggelar webinar bertema ‘Berkarya dengan Sastra Pariwisata’, melalui aplikasi Zoom.

Kegiatan kolaborasi antara Undip, BBJT dan MAN Salatiga ini, menghadirkan tiga narasumber, yaitu Drs Ary Setyadi MS (dosen Sastra Indonesia, FIB Undip), Dr Redyanto Noor MHum (dosen Sastra Indonesia, FIB Undip).

Selain itu ada pula Genisti Arselia Gusmiarnum (mahasiswa Sastra Indonesia, FIB Undip), dan penulis buku Dewasa Ditoreka Kelam. Sebanyak 77 peserta dari berbagai wilayah dan jenjang pendidikan serta profesi, mengikuti webinar ini.

BACA JUGA: Hendi Dorong Pihak Swasta Rutin Gelar Aksi Sosia

Ketua Program Studi Sastra Indonesia Undip, Dr Sukarjo Waluyo MHum berharap, kegiatan webinar ini dapat dijadikan sebagai ruang belajar bagi mahasiwa. Dia juga berharap, kerja sama yang sudah terjalin ini, bisa terus berlanjut dan dapat dikembangkan ke hal-hal lain yang lebih positif.

Sedangkan Irfiah Firoroh SPd MSi, guru MAN Salatiga menyatakan, webinar ini dapat memberikan manfaat bagi penyelenggara maupun peserta. Dia berharap, bentuk kerja sama beberapa instansi itu, dapat memberikan berkah dan manfaat yang lebih nyata dalam perkembangan dunia sastra.

”Semoga kegiatan semacam ini bisa menjadi rujukan bentuk kerja sama berkelanjutan, sehingga dapat menghasilkan produk-produk yang bermanfaat bagi pengembangan dunia pendidikan,” ungkap Irfiah.

BACA JUGA: Japfa Chess, Ervan dan Medina Hanya Raih Satu Point

Sementara itu, Drs Ary Setyadi MS, narasumber yang pertama memaparkan materinya menjelaskan, bahasa merupakan alat komunikasi, serta pengemas ide yang bersifat lugas dan majas.

”Menulis itu untuk orang lain, sehingga harus pempertimbangkan kaidah bahasa, enak dibaca, dan perlu,” ujar Ary.

Ditambahkan dia, bagi pelajar, membaca bukan sebagai hobi, tetapi merupakan kewajiban. ”Kalau dikatakan belajar sebagai hobi bagi pelajar, itu tidak tepat. Bagi pelajar, membaca adalah kewajiban,” tukasnya.

BACA JUGA: ANOC World Beach Games Bali 2023 Ajang Indonesia Lanjutkan Legacy Kebanggaan

Pemateri lain, Redyanto Noor menyatakan, hubungan sastra dan pariwisata secara substansial, sebenarnya sudah ada sejak lama. Dalam kajian interdisipliner, sastra pariwisata memiliki beberapa tujuan. Salah satunya, menyajikan hubungan timbal balik antara karya sastra dan pariwisata.

”Banyak karya sastra yang terinspirasi dari fenomena pariwisata, dan banyak juga daya tarik wisata yang dipopulerkan melalui karya sastra,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan dia, meskipun hubungan sastra dan pariwisata sudah ada sejak lama, kajian sastra yang menggunakan pendekatan pariwisata, belum terlalu familier.

”Pada umumnya, studi sastra terlalu fokus pada karya yang serius dan terkesan mengabaikan sastra populer. Termasuk yang bertema pariwisata,” tuturnya.

Riyan