SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pemkot Semarang meminta kepada jajaran lurah untuk meningkatkan kewaspadaan potensi bencana longsor di masa libur Lebaran 2025 atau Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah. Longsor berpotensi terjadi seiring masih turun hujan.
Mewakili Wali Kota Semarang, Agustina, Wakil Wali Kota Iswar Aminuddin menyampaikan longsor yang terjadi di Kelurahan Karanganyar Gunung, Candisari, harus bisa menjadi pelajaran berharga bagi para camat, lurah serta OPD dan stakeholders terkait lain.
“Ini sering saya katakan ke lurah, kepekaannya tolong ditingkatkan, termasuk Disperkim, begitu ada masuk laporan, jangan main-main dengan rekahan tanah. Kita tidak ingin ada timbul korban, segera antisipasi,” tegas Iswar saat memimpin High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah dan Rakor Forkopimda Kota Semarang Menjelang Perayaan Idul Fitri 1446 Hijriyah di Ruang Lokakrida lt 8, Gedung Moch Ihsan, Balai Kota Semarang, Jumat 21 Maret 2025.
Diketahui, longsor yang terjadi di Jalan Jangli Raya, Kelurahan Karanganyar Gunung, Candisari pada Kamis pagi 20 Maret 2025 membuat jalan kampung tersebut tidak bisa dilalui lagi. Dampak longsor membuat kondisi rumah warga sekitarnya sangat berbahaya sehingga 16 warga terpaksa mengungsi ke tempat lain yang lebih aman.
Iswar menyatakan atas kejadian itu, lurah-lurah di Kota Semarang diminta untuk melakukan pemetaan terhadap wilayahnya yang rentan mengalami hal serupa maupun potensi bencana lain dan gangguan kamtibmas.
“Lurah-lurah tolong selama satu minggu ini, turun ke lapangan, petakan wilayah, pastikan tidak ada rekahan di wilayah panjenengan. Antisipasi segera. Jadi pengalaman Karanganyar Gunung, foto sebelum terjadi longsor. Jadi satu minggu sebelum terjadi longsor, saya sudah melihat, ternyata kurang antisipasinya kawan-kawan,” jelas dia.
“Seperti yang saya sampaikan di Semarang Selatan kemarin, kepekaan kawan-kawan lurah, termasuk dinas, harus ditingkatkan. Rumah-rumah di tebing pastikan tidak ada rekahan. Kalau ada rekahan segera ditutup. Sebab jika kena hujan, meresap ke dalam, kalau tanahnya sudah gembur, nggak lama pasti akan terjadi longsor,” sambungnya.
Lurah juga diminta untuk memperhatikan kondisi saluran air di wilayah tebing. Jangan sampai air di saluran tersebut ujung-ujungnya masuk ke dalam tanah. Sebab, air yang masuk ke dalam tanah dipastikan akan memicu longsor atau ambles.
“Pastikan air yang ada tidak masuk ke tanah, terutama yang di tebing, pastikan air terbuang di saluran kota dengan baik,” ujarnya.
Selain persoalan kerawanan bencana, dalam kesempatan tersebut dibahas berbagai hal yang terkait dengan pelayanan masyarakat selama masa mudik Lebaran.
Seperti ketersediaan pangan, pengendalian harga, stok dan distribusi BBM maupun gas, pembentukan Pospam dan pos pelayanan terpadu, pelayanan kesehatan, pelayanan publik di level kecamatan dan lurah hingga pengendalian sampah.
“Kesiapan Pemkot Semarang bersama lembaga vertikal, semua dalam kondisi siap dan aman. Apalagi ketersediaan pangan kita sudah ok, bahkan ketersediaan pangan kita untuk tujuh bulan ke depan masih cukup untuk masyarakat. Inflasi kita juga stabil. Kita siap menyambut arus mudik Lebaran 2025,” pungkas Iswar.
Hery Priyono