blank
Prof Soeharsojo (kiri), memberikan buku biografinya kepada Menko Polhukam Mahfud MD. Foto: usm

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Menko Polhukam RI, Prof Dr H Mohammad Mahfud MD SH SU MIP, atau lebih dikenal dengan Mahfud MD, menerima buku biografi ‘Soeharsojo, Teladan Politisi Santun’, yang diserahkan langsung Ir Soeharsojo IPU, anggota pembina Yayasan Alumni Undip (YAU), di Kafe Arah Awan, Kampus Universitas Semarang (USM), Jumat (2/9/2022) malam.

Bagi sivitas akademika USM, Mahfud MD bukan orang baru, karena dia menjadi Ketua Dewan Penyantun YAU, yayasan yang menaungi kampus yang ada di kompleks Jalan Arteri Soekarno-Hatta, Semarang itu.

Penyerahan buku tergolong spesial, karena disaksikan anggota Dewan Penyantun YAU Sigit Pramono SE MBA, dan Rektor USM Dr Supari MT.

BACA JUGA: Unjuk Gembira Para Penyihir Barcelona

Dalam kesempatan itu, Soeharsojo menjelaskan, sejatinya Mahfud MD akan hadir saat peluncuran buku itu pada 19 Agustus 2022 lalu, di Auditorium Ir Widjatmoko USM. Namun saat itu Mahfud berhalangan hadir, karena ada tugas ke Makassar.

”Baru kali ini saya bisa berkesempatan menyerahkan langsung buku kepada Prof Mahfud. Dan beliau mengapresiasi cover dan isinya yang tebal,” kata Harsojo, panggilan akrab Soeharsojo.

Dia juga mengakui, dalam biografi ini, Prof Mahfud memberikan testimoni bersama tokoh-tokoh lainnya. Sejumlah tokoh antara lain, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua IKA Undip Akhmad Muqowam, Ketua MUI Jateng KH Dr Ahmad Darodji.

BACA JUGA: Retribusi Pasar di Kebumen Bakal Memakai Sistem Elektronik

Tokoh lainnya ada Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, termasuk kalangan internal, di antaranya Ketua Pembina YAU Prof Sudharto P Hadi MES PhD, dan Ketua Pengurus YAU Prof Dr Ir Kesi Widjajanti SE MM.

”Saya tertarik dan terkesan dengan testimoni Prof Mahfud. Beliau menuliskannya sendiri. Ada kata yang membuat saya bergetar, yaitu kata ibrah (pelajaran dari pengalaman). Itu kata baru yang mencerahkan kita semua,” imbuh Wakil Ketua Umum BK Sipil Persatuan Insinyur Indonesia itu.

Mahfud juga menyebutkan, pembaca buku ini bisa mengambil ibrah dari perjalanan politik hingga ke pendidikan.

BACA JUGA: Antri Hampir 1 Jam di SPBU Kenaikan Harga BBM Siang Hari Menyusahkan Pedagang

Buku biografi Soeharsojo setebal 288 halaman itu, berisikan pergulatan hidup sejak masa kanak-kanak hingga remaja, menikah, hingga meniti kariernya sebagai insinyur, REI, Gapensi, anggota DPRD Jateng, anggota DPR RI tiga periode, hingga dosen dan pengurus Yayasan Alumni Undip.

Sementara itu, Mahfud MD mengaku ikut senang dan mengapresiasi Soeharsojo, yang berbagi pengalaman melalui bukunya ini.

Dalam testimoninya di buku itu, Mahfud menyatakan, jauh sebelum bertemu di USM, dirinya sudah mengenal Soeharsojo saat sama-sama menjadi legislator di DPR RI periode 2004-2009. Saat itu dirinya menjadi anggota Fraksi PKB, sedangkan Harsojo ada di Fraksi Partai Golkar.

BACA JUGA: Hari Ini, Warga Mangunrejo, Kajoran, Gelar Tradisi Tedak Siten

”Pak Harsojo sekarang sama-sama di Dewan Penyantun. Selama saya menjadi Ketua Dewan Panyantun USM, kerja-kerja saya dirajut Pak Harsojo dengan tekun, rapi, dan penuh dedikasi. Hal-hal yang sederhana pun, beliau lakukan sebagai fungsionaris Dewan Penyantun. Bahkan termasuk mengantarkan kain batik untuk seragam pejabat-pejabat USM, plus ongkos jahitnya ke rumah saya di Yogyakarta,” ungkap Mahfud.

Sikap dan atensi yang diberikan Soeharsojo itulah, yang membuat Mahfud makin respek terhadapnya. Bahkan sampai kini pun, saat menjadi Menko Polhukam. Mahfud bercerita, dirinya masih “diganggu” Soeharsojo, untuk memberikan kuliah dan kegiatan lain demi memajukan USM.

”Ada pepatah, pengalaman adalah guru yang terbaik. Buku ini bisa dipetik sebagai ibrah, bisa dipedomani karena memuat pengalaman manis, catatan pahit getir dalam hidup, dan ada cara mengatasi kesulitan untuk meraih keberhasilan,” tandasnya.

Riyan