blank
Ilustrasi anak membawa bendera Merah Putih. Foto: pixabay

Oleh: Mubarok MSi

blankPENGALAMAN membimbing mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama periode Juli sampai pertengahan Agustus 2022, memberikan gambaran bagaimana problematika yang dihadapi masyarakat. Kegiatan KKN Unissula Semarang yang dilaksanakan di berbagai daerah itu, merupakan bagian dari Tridarma Perguruan Tinggi di bidang pengabdian masyarakat. Secara aktif, civitas perguruan tinggi memberikan sumbangsih ilmu dan tenaga dalam membangun masyarakat.

Periode KKN Unissula kali ini melibatkan ribuan mahasiswa, yang tersebar di berbagai wilayah. Secara khusus, penulis mendampingi empat kelompok yang melakukan KKN di wilayah Semarang, Kendal dan Demak.

Kelompok mahasiswa yang melakukan KKN di Desa Losari, Sumowono, Kabupaten Semarang dan Desa Kaligading, Boja, Kabupaten Kendal, memfokuskan kegiatan pada upaya penanganan stunting (gangguan tumbuh kembang anak), di wilayah itu.

Para mahasiswa bekerja sama dengan posyandu dan penggiat kesehatan di desa itu, dengan mengubah pola pikir warga, dalam memandang kasus stunting. Edukasi melalui poster, video, dan dialog secara langsung, diharapkan akan membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman warga.

Warga yang semula berpikir bahwa gangguan tumbuh kembang anak merupakan faktor keturunan semata, kini menjadi terbuka. Bahwa faktor lain terutama kecukupan gizi anak, ternyata memegang peran penting.

Perubahan cara pandang warga ini sangat bermanfaat, bagi pemutusan mata rantai stunting. Di tingkat keluarga, mereka akan berusaha untuk menyajikan makanan yang cukup gizi kepada putra-putrinya.

* * * * *

Kemampuan mahasiswa dalam membuat poster kreatif, menyajikan video stunting dengan sederhana dan mudah dipahami, menjadikan warga lebih bisa memahami persoalan. Mereka menjadi lebih terbuka, tanpa merasa sedang digurui.

Selain persoalan kesehatan, KKN juga mengangkat persoalan pentingnya pendidikan bagi anak. Kelompok KKN di Desa Kalitengah, Mranggen, Kabupaten Demak, memfokuskan kegiatannya pada peningkatan kualitas pembelajaran diniyah di Taman Pendidikan Quran.

Model pendidikan baca tulis Alquran yang sudah mengakar kuat di masyarakat, ditingkatkan kualitasnya dari berbagai aspek. Mahasiswa KKN dari Fakultas Agama Islam, mempraktikkan ilmu yang telah diperoleh di kampus, untuk membantu perkembangan pendidikan keagamaan di daerah itu.

Selama proses pembimbingan dan pelaksanaan KKN, terlihat bagaimana semangat dan energi positif yang ditularkan para mahasiswa. Mereka begitu antusias mendharmabaktikan ilmu, tenaga, ide yang dimiliki, untuk membantu persoalan masyarakat. Keterbatasan dana, waktu, dan tenaga, tidak menyurutkan semangat mereka untuk mengambil peran.

Berkaca dari contoh kegiatan-kegiatan KKN itu, dalam konteks kemerdekaan RI Ke-77, kita akan menemukan banyak sekali relevansinya. Pesan yang ingin disampaikan adalah, bangsa ini memiliki potensi besar untuk segera pulih dan bangkit.

Prasyarat utamanya terletak pada watak dan jatidiri bangsa ini yaitu gotong-royong, dan kerja sama dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika. Momentum peringatan kemerdekaan merefleksikan kembali semangat bangsa ini. Tidak ada kesulitan yang tidak bisa diatasi selama bersatu, bergotong-royong dan saling mengambil peran.

Karena itu, dalam momentum semangat kemerdekaan, energi positif harus terus dialirkan. Semangat persatuan dan gotong royong harus mewujud dalam setiap tindakan. Kesampingkan perbedaan dan permusuhan, karena energi positif kita ditunggu untuk kebangkitan bangsa ini menjadi lebih kuat.

Mubarok MSi, Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi/DPL KKN 14 Unissula Semarang