Andrea Hirata dalam peluncuran novel terbarunya, Brianna dan Bottomwise, Minggu (21/8/2022). Foto: CNN Indonesia.
Andrea Hirata dalam peluncuran novel terbarunya, Brianna dam Bottomwise, Minggu (21/8/2022). Foto: CNN Indonesia.

SUARABARU.ID – Penulis Andrea Hirata baru saja merilis novel terbarunya, “Brianna dan Bottomwise” di Gramedia Matraman, Jakarta Timur, Minggu (21/8/2022). Novel ini spesial karena menjadi karya pertama yang membuat Andrea hampir menyerah.

Dalam cuplikan video yang diunggah dalam akun Instagram @/hirataandrea, “Brianna dan Bottomwise” diperkenalkan sebagai novel yang memuat tentang musik, harapan, dan impian. Novel ini menjanjikan kisah yang kaya warna, dengan tokoh-tokoh dari lintas profesi: pencoleng, pemusik amatir, detektif, juga mafia.

Lebih rinci, “Brianna dan Bottomwise” bercerita tentang petualangan gitar Vintage Sunburst 1960 dari Freshno, California hingga Kampung Ketumbi di Pulau Senyap, Sumatra.

Gitar yang tergores tanda tangan dari Bapak dari Segala Bapak Gitaris Rock, Legenda Rock Mati Muda itu mengalami perjalanan panjang dari flea market ke pasar smokel (pasar selundupan). Gitar itu juga berpindah tangan dari musisi rock tingkat dunia, ke bujang penjual tauco bertelinga kuali yang selalu merasakan kemistri dengan musik.

Lantaran bertema musik, penulis asli Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung ini mengaku kesulitan menggarap “Brianna dan Bottomwise”. Menurutnya, tema musik merupakan tema paling sulit dalam fiksi. Andrea mengaku butuh riset bertahun-tahun hingga akhirnya percaya diri membangun kisah yang inspiratif.

Semula novel ini direncanakan sebagai novel pembuka dalam dwilogi “Brianna dan Bottomwise”. Namun, Andrea kemudian berubah pikiran dan bakal menulisnya sebagai trilogi.

“Saya berubah pikiran. Di sini kan novel pertama dari dwilogi, saya kasih tahu editornya mungkin ini akan jadi trilogi,” kata Andrea.

Andrea merupakan novelis yang tersohor berkat novel tetralogi “Laskar Pelangi”. Hingga kini Honorary Doctor of Letters (Hon DLitt) dari Universitas Warwick 2015 itu telah menulis 13 novel, termasuk dwilogi “Padang Bulan”, seri “Aini”, dan beberapa novel lain.

Sofie