PONOROGO (SUARABARU.I) – Bendera Merah Putih berukuran lebar 8 Meter (M) dan panjang 77 M, dibentangkan para siswa SMK Negeri 2 Ponorogo, Jatim. Aksi spektakuler ini, disajikan dalam upacara memperingati HUT Ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) Ke 77 Tahun 2022.
Pembentangan bendera ukuran raksasa itu, berlangsung pada upacara memperingati HUT Ke-77 Kemerdekaan RI Tahun 2022 di sekolah. Sebagiamana diketahui, telah dua tahun terakhir ini, sekolah tidak menggelar upacara karena pandemi Codi-19.
Kepala Sekolah (Kasek) SMK Negeri 2 Ponorogo, Farida Hanim Handayani SPd, MPd, menyatakan, sekolah menetapkan tema peringatan ”Bentuk Implementasi Profil Pelajar Pancasila dengan Wujud Pembentangan Bendera Raksasa.”
Aksi pembentangan bendera raksasa itu, menambah meriahnya suasana peringatan. Karena juga ditampilkan drama kolosal yang dimainkan oleh para siswa dengan semangat penuh antusias.
”Butuh kolaborasi yang baik, sehingga aksi pembentangan bendera raksasa dapat terlaksana,” jelas Kasek Farida Hanim. Untuk mewujudkannya, perlu proses panjang. Karena sejak pengadaan kain, proses pemotongan dan penjahitannya dilakukan secara cermat.
Makna Kemerdekaan
Kalau kemudian hasil akhirnya melahirkan produk yang apik, ini semuanya karena ada kolaborasi dari semua pihak. Yakni dari UK Kesiswaan, Osis, guru dan seluruh siswa. ”Kita bantu dalam mencari sumber dana untuk pengadaan kain merah putih dari sponsorship dunia kerja dan rekanan,”’ ujar Farida Hanim.
Pembuatan bendera Merah Putih raksasa tersebut memiliki makna kemerdekaan Indonesia. Dijahit oleh 17 siswa sebagai penggambaran Tanggal 17. Lebar 8 M (penggambaran Agustus bulan delapan). Panjang 77 M, identik dengan peringatan HUT Ke-77 Tahun 2022.
Bendera raksasa ini sangatlah spesial, dijahit dalam waktu dua hari, di Unit Produksi (UP) Tata Busana SMK Negeri 2 Ponorogo. ”Menggunakan bahan kain satin yang ringan, halus dan bersifat jatuh (luruh). Yang mudah menimbulkan gelombang indah saat tertiup angin,” tutur Guru Tata Busana SMK Negeri 2 Ponorogo, Nila Mawarti SPd.
Mirna Dwi P, salah seorang dari 17 siswa yang dipercaya menjahit, menyebutkan, dirinya bangga karena masuk dalam tim penjahitannya. Bersama teman-teman, Mirna merasa senang dapat mempersembahkan karya yang spektakuler.
Bambang Pur