blank
Wakil Ketua DPRD Jepaera, Junarso (Foto: Hadeepe)

JEPARA (SUARABARU.ID) –  Dua Wakil Ketua DPRD Jepara, Junarso dan Patikno mengaku cukup optimis  pengajuan gelar Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional akan di terima oleh pemerintah pusat pada November mendatang. “

“Bukan hanya sumber-sumber primer yang valid telah didapat  oleh tim ahli dari Yayasan Dharma Bakti Lestari, tetapi dukungan politis dari sejumlah kalangan juga  juga bermunculan termasuk dari Presiden Ke 5 Republik Indonesia, Ibu Megawati Soekarnoputri,” tutur Junarso usai mengikuti zoom metting diskusi Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara, di atas KRI Dewaruci.

Dukungan dari Presiden Ke-5 Republik Indonesia  yang disampaikan secara terbuka saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara ini menurut Junarso adalah dukungan olitik yang besar. “Sekarang kita semuaberdoa semoga Ratu Kalinyamat mendapatkan anugrah pahlawan nasional,” ujarnya.

blank
Wakil Ketua DPRD Jepara Pratikno (Foto:Hadepe)

Sementara Pratikno menilai, dibandingkan dengan penagjauan sebelumnya, bukrti kesejarahan Ratu Kalinyamat telah ditemukan dari setidaknya 8 sumber dari Postugis. “Ratu Kalinyamat adalah tokoh nyata yang telah membawa Jepara kepuncak kejayaannya  dan bukan sekedar mitos,” tegas Pratikno.

Ia bersama masyarakat Jepara sejak awal memang memberikan dukungan atas  kerja keras Yayasan Dharma Bhakti Lestari yang hampir 3 tahun  bersama-asama masyarakat Jepara secara sinergis mencoba mengajukan kembali Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional.

Menurut Pratikno Ratu Kalinyamat memang selayaknya mendapatkan gelar pahlawan nasional. “Selama 35 tahun memimpin  Jepara tercatat berada pada puncak kejayaannya. Menjadi Bandar terbesar di pesisir utara  pulau Jawa.  Disamping itu dalam catatan sejarah yang dituliskan oleh penulis barat, Ratu Kalinyamat yang dikenal dengan sebutan Rainha de Japora atau Ratu Jepara ini pernah 4 kali menyerang kolonialisme Portugis di  Malaka ( 1551, 1574) dan ke Teluk  Ambon (  1564 ) atas permintaan Sultan Ternate dan tahun 1565 menyerang Ambon atas permintaan  Sultan Hitu,” terang Pratikno.

Hadepe