blank
Tri Hutomo yang kreatif ciptakan produk baru (Foto: Th)

JEPARA (SUARABARU.ID) – Minat  usia produktif Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, untuk menjadi pengukir semakin tergerus seiring kian beragamnya peluang kerja, termasuk di pabrik garmen, tekstil, dan sepatu yang tumbuh lima tahun terakhir. Kemauan dan kesadaran kian menipis. Identitas dan branding Kota Jepara pun terancam.

Banyaknya tenaga kerja produktif yang terserap di dunia industry mengakibatkan   industri kerajinan ukir, mebel dan tenun sulit mendapat tenaga terampil dengan upah yang setara. Sehingga daya saing dan daya jual produk kerajinan melemah, karena biaya tinggi.

blank
Produk jam

Bisa dimungkinkan kedepan UMKM akan berkurang, perajin berkurang, kemandirian usaha mikro berkurang, mayoritas angkatan muda desa memilih menjadi buruh pabrik, tidak ada minat lagi dalam bidang ukir, pertukangan ataupun bidang tenun, karena krisis tenaga kreative.

Seiring dengan berjalannya waktu, Pemerintah Kabupaten Jepara dihadapkan pada sejumlah tantangan untuk mempertahankan kualitas produk dan mengembangkan pasar mebel, kerajinan serta ukiran. Dalam kegelisahan atas fenomena dampak-dampak tersebut, Tri Hutomo berinovasi menciptakan produk-produk dengan metarial kayu yang dikombinasikan dengan tenun sebagai upaya mengangkat branding produk lokal untuk bisa bersaing di pasaran.

blank

Proses berfikir kreatif seniman di Jepara harus terus dipacu, seiring berkembangnya waktu jangan sampai tergilas dan hilang tanpa sumbu. Karena itu Tri berharap proses melahirkan ide-ide baru dalam karya seni dari kreator-kreator seni di Jepara akan selalu meregenerasi untuk membranding Kota Jepara kembali ke jati diri.

Kreativitas seniman harus terus bekembang sesuai dengan perkembangan budaya. Budaya merupakan salah satu ide kreativitas dalam proses penciptakan karya seni. karya seni dalam konteks budaya akan mengkaji mengenai realitas sosial, tradisi, adat-istiadat, historis, religi, ekonomi dan sistem pemerintahan saat ini.

blank
Tri Hutoimo dan produk kreatifnya

Yang bisa bertahan bukanlah orang yang terkuat akan tetapi yang bisa bertahan adalah dia yang bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungan, “terang Tri”

Seni sangat erat hubungannya dengan kreatifitas, dalam menciptakan suatu karya seniman dituntut memiliki kreatifitas agar karya yang dilahirkan berkualitas. Berkualitas adalah karya seni yang kreatif, inovatif dan tidak pernah diwujudkan sebelumnya dan dapat diterima oleh masyarakat.

Sementara kreativitas di Jepara harus terus dipicu untuk menjadi obsesi dari dalam diri individu-individu usia produktif, kreativitas akan muncul jika yang diinginkan individu tak sesuai dengan kenyataan yang ada. Manusia kreatif adalah manusia yang memiliki gambaran suatu sikap baru, pandangan baru, konsep baru, sesuatu yang sifatnya esensial.

Kreatifitas muncul tidak hanya dorongan perasaan tetapi melibatkan kebenaran intuitif. Jadi kreatifitas selalu dimulai dengan ketidakpuasan batin termasuk kegelisahan atas branding Kota Jepara yang semakin hari bisa terkikis seiring munculnya budaya-budaya baru.

Saya senang dan terpatik atas apa yang dilakukan oleh rekan-rekan provokator seni di Jepara yang tidak pernah lelah berdemonstrasi dan terus memprovokasi kreator-kreator seni baru untuk terus berkarya. Proses kreatif yang terus dimulai dan digaungkan secara terus menerus dari para provokator seni Jepara berupa pikiran, perasaan atau imajinasi kreatif yang dituangkan menggunakan media dan teknik tertentu, sehingga melahirkan karya-karya kreatif yang fantastis akhir-akhir ini.

Jadi, proses kreatifitas dalam melahirkan karya seni tidak selamanya harus melahirkan sesuatu yang belum ada. Akan tetapi, kreatifitas menuntut seniman menciptakan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Pada dasarnya karya seni berangkat dari realitas sosial. Dan begitu juga dengan kreatifitas seniman dalam berkarya, mewujudkan karya berangkat dari realita, lingkungan, budaya yang telah dialami akan tetapi dalam kreasi yang baru. Kreasi yang baru merupakan proses kreatif seniman dalam mencari ide dan mewujudkan karya seni.

Hadepe – Tri