blank
Seorang pelajar di depan patung homo erectus di rumah artefak Blora. Foto: Rumah Artefak Blora

“Sempat kaget, tapi setelah dijelaskan petugas akhirnya bisa mengerti, saya buat video, foto dan swafoto dengan teman-teman. Rumah Artefak Blora sangat menarik, ada fosil paus purba dan benda pusaka. Saya baru pertama kali mengunjungi Rumah Artefak, asik pokoknya, semoga segera ada museum di Blora,” harap Charista Nada Ismaya.

Untuk diketahui, Rumah Artefak Blora mulai dibuka kembali untuk umum setelah di Blora Covid-19 mereda. Meski demikian pengunjung diimbau menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Kepala Dinporabudpar Blora Kunto Aji melalui  Kepala Bidang Kebudayaan Budi Riyanto, melalui Sub Koordinator Kesejarahan dan Purbakala Bidang Kebudayaan Dinporabudpar Kabupaten Blora, Eka Wahyu Hidayat, mengatakan bahwa  disilakan warga Blora dan sekitarnya, untuk datang dan mengunjungi serta meminta penjelasan dari petugas berkaitan dengan aneka benda yang menjadi koleksi di Rumah Artefak Blora.

Benda Cagar Budaya

Menurut Eka Wahyu Hidayat, Rumah Artefak Blora dipersolek untuk memikat pengujung oleh Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.

BPSMP Sangiran memberikan bantuan teknis berupa penataan display koleksi benda cagar budaya milik Pemkab Blora yang disimpan dan dirawat di Rumah Artefak.

Hal itu dilakukan sebagai amanah Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 Tentang Cagar Budaya yang menyatakan setiap orang berhak memperoleh dukungan teknis dan/atau kepakaran dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah atas upaya Pelestarian Cagar Budaya yang dimiliki dan/atau yang dikuasai.

Dengan adanya bantuan teknis tersebut nantinya pengunjung atau publik bisa mendapatkan informasi, melalui interpretasi terhadap koleksi secara baik, benar, dan menarik, imbuhnya.

“Dengan demikian diharapkan Rumah Artefak mampu berperan optimal memberikan edukasi, informasi, dan hiburan kepada publik,” tandas Eka Wahyu Hidayat.

Kudnadi Saputro