JEPARA (SUARABARU.ID) – Sebagai salah satu wujud tridharma perguruan tinggi, Unisnu menggelar Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) berbasis kemitraan melalui kegiatan Pendampingan Manajemen Organisasi dan Penguatan Kurikulum Taman Baca Masyarakat (TBM) di auditorium Lantai 3 Perpustakaan Unisnu Jepara (31/7).
Agenda ini diikuti oleh 50 peserta dari perwakilan seluruh TBM yang ada di Jepara dengan menghadirkan dua narasumber yang bertindak sebagai Tim Pengabdi, yaitu Ahmad Saefudin dan Khalimatus Sa’diyah.
Dalam pemaparan materi, Ahmad Saefudin menyampaikan bahwa TBM tidak sekadar tempat, melainkan layanan keberaksaraan yang bertujuan untuk untuk meningkatkan literasi masyarakat. Hal ini mengacu kepada definisi TBM yang dikeluarkan oleh Kemendikbud.
“TBM adalah lembaga pembudayaan kegemaran membaca masyarakat yang menyediakan dan memberikan layanan di bidang bahan bacaan berupa buku, majalah, tabloid, koran, komik, dan bahan multimedia lain yang dilengkapi dengan ruangan untuk membaca, diskusi, bedah buku, menulis, dan kegiatan literasi lainnya, dan didukung oleh pengelola yang berperan sebagai motivator,” ungkap Ahmad Saefudin.
“Karena itu pengelola TBM harus kreatif dalam memberikan layanan literasi agar masyarakat tidak bosan dan gemar berkunjung,” katanya.
Tiga persoalan TBM
Ada tiga persoalan utama yang dihadapi oleh TBM yang ada di Jepara, mencakup manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola, sumber anggaran, dan problem sarana-prasarana. Dari aspek SDM, TBM manajemen TBM masih sangat sentralistik mengandalkan kapasitas pendirinya. Sumber anggaran juga masih labil. Sedikit sekali TBM yang secara finansial sudah stabil karena masih mengandalkan donasi dari pihak eksternal. Kesediaan sarana dan prasarana seperti gedung, koleksi buku, dan fasilitas lain juga masih terbatas. Oleh karena itu, melalui PKM berbasis kemitraan ini, masalah-masalah tersebut harapannya bisa terurai.
“Kami berharap, Unisnu bisa memfasilitasi TBM untuk berkomunikasi dengan pengampu kebijakan. Seperti Bupati Jepara, Ketua DPRD, dan OPD terkait. Ada banyak problem literasi masyarakat yang perlu kami diskusikan dengan mereka,” harap Den Hasan, Founder Rumah Belajar Ilalang sekaligus Ketua FTBM Jepara.
Selain pendampingan manajemen organisasi, kegiatan tersebut juga mengulas penguatan kurikulum TBM melalui upaya penyusunan modul Dolanan Anak yang disampaikan oleh Khalimatus Sa’diyah, dosen Unisnu Jepara.
“Menciptakan pembudayaan kegemaran membaca itu tidak mudah. Oleh karena itu, TBM harus terus berupaya melakukan inovasi kegiatan secara aktif. Salah satunya melalui kegiatan dolanan anak,” ujarnya saat menyampaikan materi.
Ia meneruskan, tumbuh kembang anak tidak bisa dilepaskan dari aspek permainan. Selain bertujuan untuk mengantarkan anak memahami dunia, bermain diyakini mampu menyeimbangkan aspek psikologis pada masa awal kehidupannya.
Kegiatan penyusunan modul Dolanan Anak ini diapresiasi positif oleh peserta. “Acara ini mengesankan buat kami dengan adanya pelatihan pembuatan modul dolanan tradisional. Dolanan tradisional sekarang jadi barang langka bagi generasi muda. Makanya perlu disemarakkan kembali,” ujar Siti Nur Anisa, Founder TBM Capung Desa Mambak.
Hadepe