KUDUS (SUARABARU.ID) – Buka luwur Kanjeng Sunan Kudus kembali semarak. Setelah dua tahun dihantam pandemi, kali ini kirab buka luwur punden dan belik kembali digelar. Bupati Kudus Hartopo menyambut peserta kirab dengan penuh antusias.
“Rangkaian buka luwur Sunan Kudus sekarang kembali ramai. Luar biasa, ini menandakan masyarakat Kudus yang guyub rukun,” paparnya saat membuka kirab di Pendapa Kabupaten Kudus, Minggu (31/7) siang.
Bupati memuji kekompakan peserta mempersiapkan kirab. Meskipun persiapan hanya seminggu, tak menyurutkan semangat peserta yang datang dari sembilan kecamatan. Animo peserta yang tinggi tampak dari gunungan yang beraneka ragam dan seragam yang dikenakan peserta.
“Padahal persiapannya mepet. Tapi hasilnya maksimal,” tuturnya.
Kirab yang membawa gunungan berupa sayur dan buah tersebut merupakan penghormatan kepada Sunan Kudus. Tujuan lainnya yakni wujud rasa syukur masyarakat dan rasa terima kasih kepada Sunan Kudus yang telah menyatukan masyarakat Kudus. Hartopo menyebut budaya kirab harus dilestarikan dan diselenggarakan pada tahun mendatang.
“Sayur, buah dan rempah yang dibawa sebagai wujud syukur dan keberkahan. Kirab juga merupakan bentuk nguri uri budaya Kudus,” imbuhnya.
Dalam kirab kali ini, Bupati Kudus menyumbangkan satu ekor kerbau jenis bule. Selain itu, keris dari Pendapa Kudus juga diikutsertakan dalam kirab. Hartopo mengungkapkan hal itu merupakan bentuk kolaborasi pemerintah bersama masyarakat menyambut kirab buka luwur.
“Iya itu bentuk rasa syukur saja bersama masyarakat Kabupaten Kudus. Pemerintah dan masyarakat bersatu, tak ada perbedaan,” lanjutnya.
Selain itu, bupati mengungkapkan keikutsertaan camat dalam prosesi kirab buka luwur juga mempunyai makna. Camat dikukuhkan menjadi bapak punden dan belik di kecamatan setempat.
“Camat dikukuhkan menjadi bapak punden dan belik di wilayah setempat. Ini juga bentuk dukungan kelestarian budaya,” ucapnya.
Panitia buka luwur Sunan Kudus Abdul Jalil mengungkapkan peserta yang mengikuti buka luwur baru 10 persen dari keseluruhan punden dan belik di sembilan kecamatan Kabupaten Kudus. Jalil mengungkapkan dari 650 punden, hanya sekitar 64 punden yang ikut kirab.
“Kirab kali ini kami hanya mengambil 10 persennya saja. Pesertanya sudah sekitar 2 ribuan orang,” jelasnya.
Seluruh peserta dan panitia yang terlibat menandakan kesatuan dan persatuan masyarakat Kabupaten Kudus. Tidak ada lagi perbedaan antara Kudus kulon (barat) dengan Kudus wetan (timur).
“Masyarakat Kabupaten Kudus telah melebur menjadi satu. Tak ada lagi perbedaan,” ungkapnya.
Jalil menyampaikan seluruh gunungan peserta beserta kerbau dari bupati akan diolah oleh panitia buka luwur. Selanjutnya, olahan tersebut akan dibagikan kepada masyarakat Kabupaten Kudus pada 10 Muharram mendatang.
“Nanti semua akan kami olah dan kembali lagi kepada masyarakat,” tutupnya.
Ali Bustomi