blank
Ilustrasi, antre pada saat pemilihan kepala desa. Fot: Dok Masruri

PROFESOR Dr. Sumitro Djojo Hadikusumo, sang Begawan Ekonomi Indonesia dan pernah lima kali menjabat menteri di masa Orde Lama dan Orde Baru. Dia pernah mengatakan, pribumi selagi masih terkungkung dengan aturan lama (astrologi tradisional) dalam berbisnis, sulit baginya untuk maju.

Memang, hingga kini masyarakat kita masih terkesan ada dalam kungkungan itu. Contohnya, salah satu misal hal geblag atau hari meninggalnya seseorang.

Jika seseorang meyakininya hingga dia memilih tidak berbisnis pada hari meninggalnya kerabat seperti kakek, nenek, ayah, ibu , maka akan mengurangi jadwal produktivitasnya.

Misalnya, kakeknya meninggal hari Jumat, neneknya hari Rabu, ayahnya hari Minggu, dan ibunya hari Senin, praktis dia hanya merdeka untuk berbisnis pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.

Ilmu ramalan  juga memengaruhi aktiv1tas bisnis sebagian orang yang meyakininya. Saya mengenal sales yang selalu berjalan ke arah yang sesuai pedoman ramalan yang diyakininya.

Karena dia tinggal di daerah pantai di bagian paling utara pulau Jawa, maka dia memilih tidak bekerja pada hari yang mengharuskan dia berjalan ke arah barat dan utara.

Karena jika dia mengikuti  pedoman ramalan itu, dia pasti nyebur ke laut. Karena arah barat dan utara rumahnya adalah pantai.

Astrologi Kaum Rasional

Hampir setiap kelompok masyarakat meyakini perhitungan berdasarkan waktu (jam, hari, bulan) tetapi khusus untu k hari yang dianggap kurang baik untuk menikah untuk menikah, kita bisa memadukan antara keyakinan lama dengan keyakinan baru yang lebih berdasarkan pada prinsip logika.