blank
Joni Indarto. Foto: eko

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID) –Hewan ternak yang terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sebanyak 797 ekor. Terbanyak adalah sapi, kerbau hanya beberapa ekor.

Data terbaru hari ini Rabu (29 Mei) yang diberikan Dinas Peternakan dan Perikanan, sebanyak 797 ekor yang terserang. Kalau hari Rabu pekan lalu hewan yang terserang PMK sebanyak 676 ekor, hari Jumat (24 Juni) meningkat menjadi 705 ekor. Hari Senin (27 Juni) 736 ekor.

Dari 21 kecamatan, hewan ternak yang terserang PMK tersebar di 16 kecamatan. Ternak terduga atau suspek di wilayah Kecamatan Salaman 14, Borobudur 5, Ngluwar 29. Selain itu di Salam 30, Srumbung 5, Dukun 148.

Di Kecamatan Muntilan tidak ada. Sedangkan di Mungkid 157,
Sawangan 110, Candimulyo 31,
Mertoyudan 3, Tempuran 5 dan
Kajoran 1 ekor.

Di Kecamatan Kaliangkrik, Bandongan, Windusari, dan
Secang tidak ada yang terserang.

Sementara di Tegalrejo 6, Pakis 38,
Grabag 138, dan Ngablak 77 ekor.

Dari total 797 ekor  yang terserang itu sudah diobati semua. Hasilnya, yang sudah membaik 560 ekor.
Masih sakit 202 ekor, yang dipotong 32 dan yang mati 3 ekor.

Berkaitan dengan adanya serangan PMK itu, pasar ternak di wilayah Magelang ditutup, sejak 24 Mei. Yakni Pasar Hewan Salaman,
Borobudur, Muntilan, Bandongan,
Windusari, Pakis, Grabag dan Ngablak. Kini mulai dibuka khusus untuk kambing dan domba. Sapi dan kerbau sementara belum.

Terkait hal itu Kabupaten Magelang mulai memvaksin hewan ternak yang terserang PMK. Pelaksanaan vaksin perdana dilakukan di Desa Podosoko, Kecamatan Sawangan, Senin 27 Juni.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan, Kabupaten Magelang,
Joni Indarto AP MSi, mengatakan, untuk tahap awal yang akan divaksin 600 ekor, se- kabupaten. Pelaksanaanya dibatasi tanggal 2 Juli harus selesai. Diakui jumlah itu pasti kurang banyak.

Karena jumlah sapi potong se-kabupaten 78.813 ekor, sapi perah 687 ekor, kerbau 5.814 ekor. Sementara kambing 84.996 ekor, domba 87.136 ekor dan
babi 558 ekor.

Kabid Keswan dan Kesmavet, Ery Indraswari, menambahkan, dari
dosis yang diperoleh untuk 600 ekor itu alokasinya untuk 150 sapi perah, sisanya untuk sapi potong. Karena  ada batas waktu tanggal 2 Juli harus selesai, maka harus diselesaikan Minggu ini.

Sedangkan sapi yang sudah kena PMK ada bantuan obat dari Provinsi. Berupa vitamin, antihistamin, antibiotik, antiviretik.
Sebetulnya itu bukan obat, tetapi untuk mengurangi gejala sakit. Itu sudah diberikan sejak ada laporan PMK. “Kalau obatnya memang tidak ada karena itu virus,” jelasnya.

Selebihnya dia minta kepada peternak, kalau ditemukan indikasi sapinya terjangkit, peternak jangan panik. Diminta melapor kepada petugas. “Peternak tetap memelihara ternaknya dengan baik, diberi makan dan minum cukup.
Kemudian dijaga keamanannya,
membatasi orang ke luar masuk kandang dan jangan mendatangkan ternak dari luar daerah dulu,” pintanya.

Salah satu peternak, Hadi (52) warga Dusun Piji, Podosoko,
mengaku memiliki dua ekor dan sudah terkena PMK. Dia
suntikkan secara pribadi dengan biaya Rp 100 ribu per ekor. Sapi  miliknya sudah pernah beranak 3 kali dan 4 kali. “Sudah ada tanda-tanda sakit, mulut dan hidungnya meler, kakinya tidak tahan berdiri lama lama. Daripada mati ya saya obati,” katanya.

Eko Priyono