Ramai Bagai Pasar
Di lokasi budi daya jamur ini, memang sangat ramai. Bukan hanya kesibukan di pengolahan jamur, tetapi di halaman juga banyak sekali penjual cindera mata. Ada penjual kaus (T-shirt), celana kolor, pernak-pernik hiasan, dan sebagainya.
Para pedagang pun sangat aktif menawarkan jualannya kepada para pengunjung, sehingga ada kesan mengganggu kenyamanan juga. Harga T-shirt yang ditawarkan pun boleh dibilang murah, yang semula ditawarkan Rp 35 ribu per buah, akhirnya diserahkan dengan harga Rp 25 ribu.
Begitu juga celana kolor yang dijual dengan harga Rp 20 ribu per buah. Tetapi, untuk celana kolornya ya jangan berharap banyak. Maklum, jahitan kodian, jadi jahitannya juga gampang lepas atau kainnya gampang sobek.
Namun untuk sekadar cindera mata, oke lah. Buat oleh-oleh teman yang di rumah, sekadar T-shirt, lumayan. Setidaknya ada yang dibawa pulang.
Adalah Puput Setyoko, pemilik Jamur Borobudur, yang menuturkan bahwa budi daya ini sudah dimulai tahun 2013. Saat itu belum membayangkan bahwa usahanya akan menjadi sebuah destinasi wisata.
Dituturkan, hasil panen jamur saat itu dijual per bungkus plastik di Pasar Borobudur. Lama-lama usahanya berkembang, produksinya meningkat, bahkan melimpah. Wajar, ketika produksi tinggi dan konsumennya tetap, harga pun tentu menjadi turun.