blank
Solve Education dan Pemkot Semarang saat MoU peningkatan kualitas pendidikan melalui serangkaian platform digital. Foto: Dok/Solve Education

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Yayasan teknologi untuk Indonesia (Solve Education) dan Pemkot Semarang gelar MoU peningkatan kualitas pendidikan melalui serangkaian platform digital yang dikembangkan Solve Education.

Nota kesepahaman tersebut ditandatangani pada tanggal 12 Mei 2022 oleh Walikota Semarang yang pada kesempatan tersebut diwakili oleh Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Solve Education juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk menjangkau proses pembelajaran bagi 200 siswa SMP dan 569 siswa SD sederajat di Semarang. Kerja sama tersebut akan berlaku selama lima tahun.

Walikota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, Covid-19 telah memberikan tantangan yang cukup besar pada segala aspek, terutama sektor pendidikan. Persebaran virus Corona yang massif di berbagai negara, memaksa dunia untuk berubah.

“Kita bisa melihat bagaimana perubahan-perubahan di bidang teknologi, ekonomi, politik hingga pendidikan di tengah krisis akibat Covid-19. Perubahan itu mengharuskan kita untuk bersiap diri, merespon dengan sikap dan tindakan sekaligus selalu belajar hal-hal baru. Indonesia tidak sendiri dalam mencari solusi bagi peserta didik agar tetap belajar dan terpenuhi hak pendidikannya,” ujarnya, Minggu (22/5/2022).

Sebagai ujung tombak di level paling bawah suatu lembaga pendidikan, kepala sekolah dituntut untuk membuat keputusan cepat dalam merespon surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mengharuskan sekolah untuk memberlakukan pembelajaran dari rumah.

Pendidik merasa kaget karena harus mengubah sistem, silabus dan proses belajar secara cepat. Siswa terbata-bata karena mendapat tumpukan tugas selama belajar dari rumah.

Sementara, orang tua murid merasa stress ketika mendampingi proses pembelajaran dengan tugas-tugas, di samping harus memikirkan keberlangsungan hidup dan pekerjaan masing-masing di tengah krisis.

“Jadi, kendala-kendala itu menjadi catatan penting dari dunia pendidikan kita yang harus mengejar pembelajaran daring secara cepat. Pembelajaran secara online harusnya mendorong siswa menjadi kreatif mengakses sebanyak mungkin sumber pengetahuan, menghasilkan karya, mengasah wawasan dan ujungnya membentuk siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat,” tambahnya.

Solve Education telah membuat beberapa aplikasi untuk menunjang pendidikan dengan memasukkan beberapa permainan atau game yang bisa dimainkan oleh anak-anak, namun diselipkan dengan edukasi di dalamnya, sehingga anak-anak tidak akan bosan untuk bermain sambil belajar.

“Harapan saya semoga dengan ditandatanganinya MoU ini kita dapat bersama-sama meningkatkan kualitas dan akses pendidikan dalam pengembangan kompetensi pada peserta didik di Kota Semarang melalui penggunaan dan adaptasi teknologi pendidikan,” pungkas Hendi.

Direktur Pelaksana Solve Education Indonesia,Talitha Amalia mengatakan, melalui integrasi teknologi digital yang tepat, peserta didik dapat diberikan kesempatan untuk menikmati proses pembelajaran yang menyenangkan.

“Misi kami adalah untuk membuat anak-anak senang dan menikmati proses belajar mereka. Dengan integrasi teknologi digital yang tepat guna, apalagi disertai dengan elemen game yang seru, kami berharap dapat membantu guru untuk membuat proses belajar semakin menyenangkan, mudah, dan lebih terukur,” jelasnya.

Kerja sama Solve Education! dan pemerintah serta Departemen Pendidikan Kota Semarang ini juga sejalan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke-114 pada 20 Mei 2022 yang bertema ‘Ayo Bangkit Bersama’.

Dengan adanya kerja sama ini, kualitas pendidikan Indonesia diharapkan dapat bangkit dan semakin berkembang, yang dimulai dari Kota Semarang.

Ning Suparningsih