blank
Pengelola arisan online kini berurusan dengan polisi. Foto: eko

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID) –Dua orang wanita warga Jambon Gesikan, RT 2, RW 4, Cacaban, Magelang Tengah, Kota Magelang, RI (29) dan FF (28) kini harus berurusan dengan aparat penegak hukum. Keduanya mengelola arisan online yang diduga bermasalah.

Tersngka FF ketika ditanya wartawan mengaku telah mengelola arisan online sejak Oktober 2020 sampai Juni 2021. Dia baru berurusan dengan polisi saat ini.

Uang yang terkumpul dari arisan itu sekitar Rp 1 miliar. Uang itu dipinjamkan kepada orang lain. Dia mengambil bunga dari arisan itu.

Pesertanya sebagian besar warga Kota Magelang. “Peserta dari arisan itu sekitar 50 orang. Simpanan dari peserta minimal Rp 1,8 juta dan tertinggi Rp 50 juta,” katanya, Kamis 19 Mei kemarin.

Kapolres AKBP Mochammad Sajarod Zakun menuturkan, pihaknya telah mengungkap tindak pidana penipuan dan atau penggelapan dalam arisan yang bernama Arisan Aiko.
Kedua tersangka merupakan admin Arisan Aiko.

Adapun modusnya, tersangka  menggunakan nama orang lain sebagai peserta fiktif yang berperan sebagai peminjam atau orang yang dibiayai. Cara itu agar peserta lain mengira bahwa dalam arisan itu memang benar ada peminjamnya dan menyerahkan uang modal investasi kepada tersangka. Namun, karena peminjam tersebut fiktif dan sebenarnya adalah tersangka sendiri, uang tersebut diterima tersangka sendiri dan tidak digunakan sebagaimana mestinya.

Dipaparkan, pada awalnya sekira bulan Oktober 2020, tersangka RI mendapatkan referensi dari instagram kemudian mempelajari cara kerja, metode, pola, dan mekanisme arisan dengan sistem menurun. Termasuk dari mana dan bagaimana admin mendapatkan keuntungan. Tersangka kemudian bertukar pikiran dengan tersangka FF dan sepakat menjalankan Arisan Aiko.

Arisan yang dikelola tersangka RI alias Prenjak merupakan
sistem arisan dengan jumlah pembayaran yang berbeda-beda bagi setiap pesertanya. Namun mendapatkan hasil atau perolehan yang sama.

Pada arisan menurun terdapat satu atau beberapa orang admin yang akan membuat tabel. Dalam tabel tersebut, admin menentukan hasil atau perolehan arisan, jumlah peserta arisan, nomor urut beserta besaran iuran masing -masing nomor urut tersebut dan biaya admin. Dalam tabel arisan menurun, nomor urut disusun secara vertikal mulai dari nomor satu pada paling atas, kemudian nomor urut selanjutnya di bagian bawahnya.

Dalam arisan menurun, nomor urut satu adalah admin, kemudian nomor urut berikutnya adalah peserta. Pada nomor urut satu (admin), tidak dikenai iuran. Sedangkan pada nomor urut selanjutnya, baru dikenai iuran dengan ketentuan pada masing-masing nomor urut, semakin ke bawah, semakin sedikit nominal iurannya. Setelah final, admin mempublikasikan tabel arisan menurun kepada khalayak dengan cara mengunggah di grup dan atau status WhatsApp, kemudian peserta yang tertarik dapat mengisi nomor urut dengan cara menghubungi admin.

Dalam arisan itu berlaku siapa cepat dia dapat memilih nomor urut. Oper slot atau jual-beli arisan adalah apabila pada arisan menurun terdapat suatu dan lain hal sehingga ada nomor urut (slot) arisan yang belum terisi. Sedangkan periode arisan sudah harus berjalan, maka admin akan mempublikasikan kepada khalayak.

Guna menarik minat peserta, admin akan menjual dengan harga yang terpaut jauh di bawah besaran hasil atau perolehan arisan.

Dijelaskan pula, kerugian yang dialami para peserta arisan itu adalah orang yang telah menyerahkan uang kepada tersangka RI dan FF. “Total dana masyarakat yang terkumpul senilai Rp 1,2 miliar,” jelasnya.

Eko Priyono