blank
Peserta demo Aliansi Semarang Menggugat yang melakukan aksinya di depan Kantor Gubernur Jateng, berlangsung aman dan damai, tanpa ada kericuhan. Foto: heri

SEMARANG (SUARABARU.ID)- Aksi unjuk rasa Aliansi Semarang Menggugat di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (11/4/2022) petang, berjalan aman dan damai, tanpa ada keributan ataupun kerusuhan.

Dalam aksi yang diikuti ratusan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Semarang dan sekitarnya itu, mengangkat delapan poin tuntutan utama, menyikapi sejumlah isu Nasional.

”Kelangkaan dan minyak goreng mahal, kenaikan harga pertamax, penundaan Pemilu serta perpanjangan masa jabatan presiden,” kata kordinator aksi massa, Junaidin, seorang mahasiswa Unwahas Semarang.

BACA JUGA: POPDA Kudus 2022 Sukses Jaring Atlet Pelajar Berprestasi

Aksi massa kali ini diinisisasi HMI, dan diikuti beragam organisasi mahasiswa di Kota Semarang, seperti HMI Cabang Semarang, BEM FE Unwhas, BEM Universitas Ivet, serta beberapa kampus lainnya.

Ada pun delapan tuntutan yang diajukan dalam demo itu, di antaranya seperti turunkan harga minyak goreng, dan usut tuntas mafia minyak goreng, menuntut Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi untuk turun, lalu mendesak pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan distribusi BBM bersubsidi (pertalite) tepat sasaran di masyarakat.

Selain itu, menolak penundaan Pemilu dan perpanjangan masa periode jabatan presiden, mendesak Presiden Joko Widodo untuk mengeluarkan pernyataan resmi terkait penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden, lalu menolak amandemen UUD 1945, karena tidak mendesak dan irasional.

BACA JUGA: Etika Bermedia Sesungguhnya Ikut Menjaga Bangsa

”Kami mendesak pemerintah untuk segera menuntaskan persoalan bangsa, atau Presiden Joko Widodo mundur,” pintanya.

Dari pantauan di lapangan, hingga berita ini diturunkan seluruh peserta demo Aliansi Semarang Menggugat melakukan aksi massa dengan damai, hingga waktu jelang berbuka puasa.

Heri-Riyan