blank
Bupati Demak Eisti'anah dan Kapolres AKBP Budi Adhi Buono, menyambut Ramadan dengan acara Megengan di Serambi Masjid Agung Demak . Foto: Rudy

DEMAK (SUARABARU.ID)– Suasana Megengan dalam menyambut Ramadan di depan Masjid Agung Demak dan Alun-alun Simpang Enam, sepi dari pedagang. Banyak lapak dagangan digelar, namun mereka merupakan pedagang harian.

Untuk yang mremo menu khas Megengan, seperti pecel lontong, sate keong, lontong opor, bubur dan kolak, hanya beberapa saja. Jauh lebih sedikit daripada tiap Megengan sebelumnya.

Megengan yang diprakarsai Takmir dan Pengurus Masjid Agung Demak, diadakan kembali setelah dua kali Ramadan ditiadakan. Sehingga pedagang yang biasa mremo, kemungkinan masih belum mengetahuinya. Meski begitu, banyak warga yang datang untuk menyaksikan Megengan.

BACA JUGA: Cara Mudah Membimbing Anak Belajar Pianika

Bupati Demak, Eisti’anah dalam sambutanya di Serambi Masjid Agung menyampaikan, meskipun ada perbedaan pelaksanaan puasa, namun tidak perlu dipersoalkan, dan tetap menjaga kedamaian.

”Jadikanlah perbedaan itu indah. Yang terpenting kita semua berdoa, agar pandemi covid-19 segera berlalu, dan Megengan seperti ini nantinya bisa lebih meriah lagi” kata bupati.

Disebutkan dia, Megengan merupakan tradisi dan budaya Kabupaten Demak dalam menyambut Ramadan. Dengan acara ini, bisa dijadikan ajang silaturahmi dengan semua masyarakat Demak.

BACA JUGA: MGMP Tata Busana SMK Jateng Bahas Kurikulum Merdeka Bersama Dirjen Vokasi

Dalam kesempatan itu, Bupati Eisti’anah membunyikan sirine sebagai tanda memasuki 1 Ramadan. Bupati didampingi Kapolres Demak AKBP Budi Adhi Buono, Kadinas Pariwisata, Kepala Kemenag, Ketua Umum Takmir Masjid Agung Demak.

Sementara itu, Ketua Umum Takmir Masjid Agung Demak, Abdullah Syifa menerangkan, acara Megengan dimeriahkan dengan penampilan marching band, musik angklung dan rebana dari MTs NU Demak. Selain itu, ada pula tauziah Ramadan dan doa bersama KH M Asyiq.

Rudy-Riyan