Menurut para guru, ibarat dalam sekali wirid itu menghasilkan setetes air (energi), jika itu berlangsung rutin, sepanjang bulan, tahun, windu, maka cadangan energi yang dihimpunnya itu sudah mengkristal.
Ditinjau dari ilmu pernapasan, wirid adalah bentuk latihan napas dan konsentrasi, karena pada aktivitas itu melibatkan keduanya. Dan dalam kajian ilmu hikmah, pada setiap huruf (yang dibaca) itu dijaga makhluk Allah yang menjaga yang membacanya secara istikamah (rutin).
Ibarat sekali melakukan wirid atau amalan itu menghasilkan setetes air, jika itu berlangsung sepanjang bulan, tahun, atau bahkan windu, maka batu itu pun bisa cekung.
Menjaga kerutinan dengan salah satu konsep itu godaannya besar pada zaman ini. Beda dengan era 20 atau 40 tahun lalu. Sekarang, dengan banyaknya informasi keilmuan pada zaman internet menyebabkan orang sulit untuk fokus.
Satu metode belum matang dijalankan, begitu melihat postingan menarik, lalu pindah “kelain hati,” jadi kapan bisa berpacu hingga sampai finish? Berpedomanlah dengan kaidah, Al istiqamatu khairun min alfi karamah” (Istikamah itu lebih baik dari seribu karomah).
Masruri, penulis buku, konsultan dan praktisi metafisika tinggal di Sirahan Cluwak Pati