JEPARA (SUARABARU.ID) – Nanik, S.Ag., S.Pd., Ketua Pimpinan Cabang Fatayat NU Kabupaten Jepara masa khidmah 2018-2023 memiliki rekam jejak panjang sebagai seorang aktivis perempuan Jepara. Nanik mulai aktif di Fatayat NU bermula dari persahabatannya dengan Hj. Imronah Hanani, ketua Fatayat NU periode 2013-2018. Saat itu keduanya kuliah Unnes Semarang pada jurusan yang sama.
“Dari Hj. Imronah Hanani itulah yang menjadi inspirasi untuk membentuk Fatayat NU di Sukodono dan saya terpilih menjadi Pengurus Ranting Fatayat NU Sukodono 2 periode yaitu tahun 2004-2007 dan periode 2007-2010,” ujar perempuan yang suka warna hijau ini.
Setelah itu ia mendapatkan kepercayaan sebagai Ketua PAC Fatayat NU Kecamatan Tahunan 2 periode tahun 2013-2017 dilanjutkan periode 2017-2021. Namun di tengah perjalanan, pada tahun 2018 saat konferensi PC Fatayat NU Kabupaten Jepara, Nanik terpilih menjadi Ketua Pimpinan Cabang Fatayat NU Kabupaten Jepara masa Khidmah 2018-2023.
Nanik yang baru saja menyelesaikan program magister pendidikan di UPGRIS Semarang ini mulai aktivitasnya di organisasi saat usia remaja. Pada tahun 1991 ia telah mendapatkan kepercayaan sebagai ketua remaja Islam Masjid Nurul Huda Sukodono.
Nanik adalah anak kedua dari tujuh saudara, anak pasangan Ali Ahmadi dan Purti yang juga di kenal sebagai keluarga salah satu tokoh perintis agama Islam di Sukodono. Sementara kakek Nanik yang bernama Madikun dikenal sebagai pendiri sekolah Madrasah Diniyah Sukodono tahun 1987.
Latar belakang keluarga yang sangat kuat dibidang agama inilah yang kemudian membuat Nanik harus menjalani pendidikan dasar di di SDN 3 Sukodono dan juga di Madrasah Diniyah di desa Mantingan Tahunan Jepara yang harus dilalui dengan berjalan kaki sejauh 3 kilometer.
Tamat pendidikan SD tahun 1986 ia melanjutkan ke SMP Negeri Tahunan Jepara dan tamat pada tahun 1989. Ia kemudian melanjutkan ke Madrasah Aliyah Walisongo Pecangaan Jepara. Nanik yang mengambil jurusan Fisika ini berhasil menyelesaikan studinya tahun 1992.
Nanik kemudian melanjutkan Pendidikan Strata 1 di INISNU, Fakultas Syariah Jurusan Peradilan Agama lulus Tahun 1997 dan kemudian mengambil program Akta IV di Universitas Wahid Hasyim Semarang dan lulus tahun 2004.
Bersamaan dengan itu, Nanik juga kuliah di Univeritas Negeri Semarang mengambil jurusan MIPA Matematika dan lulus tahun 2004 serta di mengambil program PGSD di Universitas Terbuka dan lulus tahun 2015.
Beberapa tahun kemudian ia melanjutkan kuiah dengan mengambil program Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan di UPGRIS Semarang. Ninik dinyatakan lulus pada tanggal 20 Januari 2022 dan kini tinggal menunggu waktu wisuda pada bulan April mendatang.
Nanik juga berkesempatan mendapatkan pendidikan pesantren di PONPES Alm. Kyai Asya’ari dan juga di PONPES di Alm. Kyai H Mahfud Asmawi Pecangaan. Saat menjadi mahasiswa INISNU (Institut Islam Nahdlatul Ulama) yang pada waktu itu kampusnya di Desa Purwogondo, ia juga mengikuti pendidikan di Pondok Pesantren Alm. Kyai H. Syakowi.
Keluarga
Perempuan yang lahir di Sukodono, Tahunan, Jepara pada 9 April 1975 ini menikah pada tahun 1997 dengan Mulato yang juga asli Sukodono. Mereka dikaruniai 2 anak perempuan dan 1 anak laki-laki. Anak pertama benama Muhammad Virgo Andreti yang sekarang masih menyelesaikan pedidikan S1 di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ia lulusan PONPES Assuniyah Jawa Timur.
Sedangkan anak kedua bernama Inas Asya Annisa Hanani sekarang masih di SMA Negeri 1 Tahunan Jepara dan juga belajar di PONPES Al-Quran Nurul Huda Sukodono sejak kelas 1 SD sampai sekarang. Sementara anak ketiga bernama Fatimah Zidni Arsa Mutiara yang baru beranjak 4 tahun, mengikuti pendidikan di PAUD Pesona Sukodono Jepara.
Menjadi guru
Lulus dari INISNU (Institut Islam Nahdlatul Ulama) Jepara tahun 1997, Nanik langsung mengabdi di Madrasah Tsanawiyah Sultan Fatah Sukosono Kedung Jepara sebagai guru matematika. Di waktu yang sama Nanik juga di lamar oleh pengurus Yayasan Sultan Hadlirin Mantingan menjadi guru Madrasah Aliyah Sultan Hadlirin Mantingan sebagai guru Ekonomi Akuntansi.
Disamping itu, karena kepedulian pada lingkungan desanya, Nanik pada tahun 2004 juga mengabdikan diri sebagai guru di SDN 3 Sukodono Tahunan Jepara yang kemudian mengantarkannya untuk mengabdi sebagai ASN di sekolah yang sama. Nanik mengajar di kelas 6. Ia diangkat sebagai ASN tahun 2013. Namun setiap sore ia juga mengajar di Madrasah Diniyah Nurul Huda Sukodono Jepara.
Nanik, juga pernah direkrut USAID (United States Agency for International Development). Lembaga ini focus dalam pembangunan pendidikan dari Amerika Serikat dengan melakukan incidental monitoring ke sekolah-sekolah Sekolah Dasar se Jawa Tengah. Nanik sebagai tim monitoring dan evaluasi Decentralized Basic Education (DBE) USAID yang mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan, Tenaga Kependidikan dan Siswa tahun 2006-2011.
Mengakhiri pekerjaan di USAID DBE 2 Nanik pun mengikuti seleksi penyelenggara Pemilu pada Panilita Pemilihan Kecamatan. Bahkan ia kemudian mendapatkan kepercayaan sebagai Ketua PPK Tahunan pada Pemilu presiden dan legislatif serta Pilkada mulai dari 2011-2018.
Tugas ini berakhir saat terpilih menjadi ketua Pimpinan Cabang Fatayat NU yang salah satu persyaratannya tidak boleh menjabat sebagai ketua organisasi masyarakat.
Organisasi-oganisasi lainnyapun di ikutinya seperti menjadi pengelola dari Pendidikan non formal yaitu PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) tahun 2006 sampai sekarang, menjadi wakil sekretaris di IKA PMII (Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Kabupaten Jepara) tahun 2021-2026.
Nanik juga menjadi komite SMA Negeri 1 Tahunan sebagai pengurus di bidang pendidikan tahun 2021-2024. Menjadi pengurus di IPN (Ikatan Pengusaha Nahdliyin) sebagai wakil sekretaris juga ikutinya untuk kemafaatan masyarakat.
Program Fatayat
Peran sebagai ketua Fatayat NU Kabupaten Jepara mendorong Nanik untuk semaksimal mungkin mengkontribusikan pikiran dan tenaga untuk kepentingan masyarakat terutama warga Fatayat NU sekabupaten Jepara .
Ia mencoba mencari terobosan-terobosan untuk kemaslahatan umat, diantaranya membangun sinergitas dengan menggandeng pemerintah daerah sampai pemerintah desa untuk kepentingan umat.
Dibidang pengkaderan Nanik memetakan kader-kader pilihan dengan mengambil 9 unggulan diantaranya Al Ishlah dengan mengidentifikasi potensi kader atau sebagai ajang pengembangan potensi Fatayat di bidang organisasi dengan membenahi struktur di semua tingkatan. Sehingga jalannya organisasi bisa massif, Milka / Milyun kadir / sejuta kader
Harapannya melalui program satu desa satu kader atau menciptakan kader militan Fatayat dapat memperkuat gerakan secara massif di lingkungan masing masing. Progres dari gerakan ini sudah mulai di tindaklanjuti untuk di terapkan, Istisyaroh pondok / konseling pondok artinya konsultasi anak anak pondok edukasi-edukasi tentang masalah yang muncul LKD mulai di ponpes, E. Yasmin mengcover UMKM an ekonomi Fatmart, Milyun Dia / sejuta daiyah / madrasah dakwah, Murofaqotul usro / pendampingan kepala keluarga perempuan, P4 / Pengembangan Peta Potensi Perempuan Markas Aldirasa yaitu Pusat kajian atau pusat informasi.
Latihan Kader Dasar (LKD), Latihan Kader Lanjutan (LKL) dan Training Of Trainer (TOT) di tingkat kabupaten dilakukan untuk pembekalan calon pelatih. Tindak lanjut ke PAC (Pimpinan Anak Cabang) sekabupaten Jepara juga mulai di gelar sejak tahun 2021 secara bergantian. Harapan dari pelatihan ini agar kader-kader atau anggota Fatayat sekabupaten Jepara mempunyai gairah atau semangat untuk menjadi kader-kader yang loyal, militan, berdedikasi tinggi, berdayaguna dan berahlaqul karimah
Nanik juga menggarap bidang-bidang seni dan budaya kekinian untuk diolah Kembali menjadi pengingat seni-seni tradisional dan merawat budaya-budaya masyarakat yang mulai dilupakan. Edukasi keprotokoleran sebagai bagian dari materi perlatihan kader dasar di kontribusikan untuk pemeliharaan budaya timur.
Adab kesopana cara menerima tamu cara edukasi berbicara yang sopan edukasi keprotokoleran disebuah acara bahkan sampai bermedsos yang cerdas juga di gulirkan oleh Nanik di kegiatan LKD.
Sertifikat hanya bisa diberikan kepada peserta setelah para peserta mengikuti dengan penuh sembilan materi meliputi kefatayatan, keaswaja-an, ke-NU-an, keadministrasian, keprotokoleran, gender, kepemimpinan, yang sekaligus dibarengkan dengan materi-materi sosialisasi dari OPD (Organisasi Pemerintah Daerah) KESBANGPOL (Kesatuan Bangsa dan Politik), KPU (Komisi Pemilihan Umum), DISDIKPORA (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga), DISKOMINFO (Dinas Komunikasi dan Informatika, DLH (Dinas Lingkungan Hidup), DINSOSPERMASDES (Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa), DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlidungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana), dan organisasi lainnya.
Dibidang sosial Nanik mendorong anggotanya untuk mampu berperan menyentuh anak-anak duafa dan yatama. Setiap hari Jumat Nanik turun bersama pimpinan anak cabang dan anak ranting berkeliling berpartisipasi memberikan bantuan-bantuan baik sembako atau kebutuhan anak sekolah lainnya yang di sinergikan dengan pemerintah daerah atau dengan tokoh masyarakat yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat.
Di bidang keagamaan Nanik juga berkeliling mengaji bedah kitab secara bersama-sama dengan fasilitas yang di berikan oleh PONPES Amsilati Bangsri Jepara. Harapannya untuk membangun dan memberdayakan Fatayat menjadi perempuan yang bisa bermanfaat dilingkungannya.
Sinergitas dengan Pemkab Jepara dengan memberikan fasilitas pemasangan listrik gratis kepada masyarakat kurang mampu juga sudah dilakukannya di tahun 2020. Disamping itu juga menciptakan Fatmart-Fatmart (Fatayat Mart) dengan memberikan bantuan LOTTE MART (Rombong Toko) yang bersumber dari CSR (Corporate Social Responsibility). Tujuannya program yang sudah digulirkan dari tahun 2019 sampai sekarang ini adalah untuk memberdayakan ekonomi anggota Fatayat.
Nanik bersama pengurus Fatayat NU Kabupaten Jepara kini terus berusaha untuk mengembangkan program-program organisasi agar dapat memberdayakan seluruh anggota Fatayat dan bahkan masyarakat disekitarnya. Sebab bagi Nanik, hidup sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Motto itu pula yang menguatkan Nanik melalui hari-hari pengbdiannya yang seakan tanpa jeda.
Hadepe – Riska