blank
Prosesi Boyong Grobog yang berakhir di Pendopo Kabupaten Grobogan, Kamis (3/3). Foto : Tya Widya

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Pelaksanaan adat Jawa yang sakral terlihat di acara Boyong Grobog. Suatu tradisi yang turun temurun dilaksanakan menjelang momentum HUT Grobogan ke 296.

Tradisi tersebut bermula dari Kantor Kelurahan Grobogan menuju ke Pendopo Kabupaten Grobogan sehari sebelum hari jadi, yakni pada tanggal 3 Maret.

Tepat pada Kamis, (3/3), Pemerintah Kabupaten Grobogan kembali menyelenggarakan momentum tradisi Boyong Grobog.

Pelaksanaan kegiatan boyong grobog ini berjalan dengan sederhana, tanpa arak-arakan delman dari Kantor Kelurahan Grobogan menuju ke Pendopo Kabupaten Grobogan.

Terlihat anggun, Bupati Grobogan, Sri Sumarni mengenakan kebaya warna hitam dengan balutan kain jarik dan sanggul model adat Jawa.

Dalam prosesi tradisi Boyong Grobog ini, Sri Sumarni menerima grobog berisi pusaka yang menjadi simbol pemindahan pemerintahan dari Grobogan ke Purwodadi di Kantor Kelurahan Grobogan.

Prosesi arak-arakan Boyong Grobog ini tidak menggunakan kereta kencana seperti pada dua tahun sebelumnya lantaran kondisi saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19.

Tradisi ini menggunakan hal berbeda yakni arak-arakan mobil dari Kelurahan Grobogan menuju ke Kota Purwodadi. Namun, itu tidak meninggalkan makna dari boyong grobog itu sendiri.

Sesampainya di Pendopo Kabupaten Grobogan, kotak berisi pusaka ini ditempatkan dan mengikuti prosesi selanjutnya berupa doa bersama.

Rangkaian adat Boyong Grobog ini seluruhnya menggunakan Bahasa Jawa, yang merupakan tradisi turun temurun yang terus diterapkan Pemerintah Kabupaten Grobogan.

blank
Usai prosesi Boyong Grobog, Bupati Grobogan dikerubuti anak-anak kecil yang hendak berfoto bersama dengannya. Foto : Tya Widya

“Tradisi Boyong Grobog setiap tahun ada dan tahun ini Grobogan memasuki tahun ke 296. Semoga dalam kepemimpinan saya dengan Bapak Wakil Bupati bisa meneruskan pembangunan,” ungkap Bupati Grobogan, Sri Sumarni.

Keesokan harinya, pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan upacara Hari Jadi Kabupaten Grobogan ke 296.

Sri Sumarni berharap Kabupaten Grobogan di usianya yang ke 296 ini, wilayah Kabupaten Grobogan semakin sejahtera, berdaya saing, beriman dan berbudaya.

“Semoga masyarakat Kabupaten Grobogan bisa semakin sejahtera, berdaya saing, beriman dan berbudaya,” kata Sri Sumarni dalam kata sambutannya, Jumat (4/3).

Di tengah wabah pandemi Covid-19 ini, Sri Sumarni juga meminta kepada semua pihak agar bersama-sama berdoa dengan harapan penyebaran virus ini bisa terhenti dan kegiatan masyarakat kembali berjalan normal.

“Dan kami berharap tingkat perekonomian masyarakat Kabupaten Grobogan semakin lebih baik dan lebih sejahtera,” tambah Sri Sumarni.

Tya Widya

blank