blank
Mahasiswa Unimma berfoto bersama perangkat desa dan pengelola sampah Desa Wringinputih, Borobudur, Kabupaten Magelang. Foto: eko

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID)-Tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle yang dikenal dengan sebutan TPS3R belakangan ini digalakkan pemerintah. Ituadalah sistem pengolahan sampah dengan inovasi teknologi mesin pencacah sampah dan pengayak kompos yang lebih efektif dan efesien.

Di tengah banyaknya TPS3R di wilayah Kabupaten Magelang,
mahasiswa dan dosen Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) menggelar program Pengabdian Kepada Masyarakat Terpadu (PPMT) periode ke-4. Salah satu program yang digagas lima mahasiswa Fakultas Teknik (FT) adalah manajemen pengelolaan sampah untuk meningkatkan nilai tambah di TPS3R “Merti Bumi” Desa Wringinputih, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

Ketua PPMT, Yun Arifatul Fatimah ST MT PhD yang merupakan dosen Fakultas Teknik hari ini mengatakan, kegiatan tersebut merupakan upaya pencapaian salah satu visi yang tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian pada masyarakat. PPMT yang beranggotakan Hendri Yulianto, Billah Satria, Yunita Tri Subekti Rahayu, Adityas Dwi Santoso, dan Khaerunisa Muflikha R itu dimulai sejak awal Desember 2021 lalu.

Tugas mahasiswa adalah aktif memberikan sosialisasi kepada perangkat desa dan warga setempat terkait pentingnya pengelolaan sampah dan budidaya maggot (belatung). “Dengan pengelolaan sampah yang baik, maka lingkungan menjadi bersih dan budidaya maggot pun dapat menambah nilai ekonomi bagi warga Desa Wringputih,” kata Yun Arifatul Fatimah.

Dia menambahkan, kegiatan sosialisasi diberikan kepada perangkat desa dan warga. Dengan harapan agar mampu memberikan pemahanan soal pengelolaan sampah kepada masyarakat. Tujuan lain, untuk menghasilkan nilai ekonomi bagi warganya.

“Manfaat dari program pengelolaan sampah ini, untuk mengoptimalkan peranan pemerintah desa dan warga dalam menyelamatkan lingkungan. Sampah-sampah dapat lebih terkendali,” jelasnya.

Kepala Desa Wringinputih, Garto, memberikan apresiasi adanya PPMT Unimma tersebut di wilayahnya. Selama ini, desanya masih bergelut dengan pengelolaan sampah karena terbentur soal biaya dan tenaga. “Kami berterima kasih tentunya karena pengelolaan sampah dapat mengurangi kerusakan dan memudahkan dalam merawat lingkungan. Semoga hasil dari budidaya maggot juga dapat membantu operasional pengelolaan sampah,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok PPMT Desa Wringinputih, Borobudur, Yunita Tri Subekti Rahayu menambahkan, pengelolaan sampah digunakan untuk mengoptimalkan peran pemerintah desa dan warga dalam mengelola lingkungan. Selain itu, budidaya maggot yang dilakukan dapat memberikan penghasilan tambahan bagi operasional TPS3R “Merti Bumi”.

“Dengan pengelolaan sampah, lingkungan dapat lebih mudah tertata. Walaupun membutuhkan waktu dan tenaga, tapi pengelolaan sampah dapat memudahkan dalam merawat lingkungan. Budidaya maggot pun bisa menambah biaya operasional untuk TPS juga,” katanya.

Eko Priyono