SEMARANG (SUARABARU.ID) – Tingginya angka perceraian di Jawa Tengah menjadi perhatian Badan Koordinasi Organisasi wanita (BKOW) Jawa Tengah.
Ketua BKOW Jateng, Nawal Arafah Taj Yasin, mengatakan angka perceraian di Jawa Tengah mencapai 65.755 pada tahun 2020. Kata dia, persentase perceraiannya mencapai sekitar 37 persen.
“Artinya (skala) perceraian di Jateng ini dari 100 pernikahan, terdapat 37 pasangan yang akhirnya memutuskan untuk berpisah,” kata Nawal, saat membuka Pelatihan Pranikah bagi Santri yang digelar sejak Kamis, (17/02/2022).
Nawal menilai, tingginya angka perceraian itu perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Oleh karenanya, BKOW berupaya memberikan pemahaman dan wacana bagi masyarakat mengenai kehidupan pernikahan yang ideal.
Menurutnya, pelatihan ini merupakan satu hal yang penting bagi masyarakat usia minimal 19 tahun sebagai bekal sebelum menikah.
“Pelatihan pranikah bagi santri ini penting agar dalam keluarga tidak terjadi salah satu masalah berakibat negatif bagi pernikahan, seperti perceraian, kekerasan seksual,” tandasnya.
Lebih jauh, Nawal juga menyoroti angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang mencapai angka 2.257 pada tahun 2021.
Dia berpendapat pemahaman soal pernikahan ini juga perlu terus ditanamkan untuk menekan angka KDRT. “Untuk itu, perlu pemahaman mengenai hak pasangan, hak anak. Kemudian juga bagaimana cara berbagi peran dan tanggung jawab, mengambil keputusan yang adil, manajemen keuangan, mengatasi konflik, membentuk keluarga dan tanggung jawab sosial,” tutupnya.
Hery Priyono