Oleh: Amir Machmud NS
// sebundar itu bola melipat cinta/ engkaukah itu Adama?/ kau beri sepenuh rasa/ melanglanglah ke mana saja/ hatimu tetap di sini/ di rerumput Camp Nou/ kau tanggalkan cinta di sudut-sudut Barcelona//
(Sajak “Cinta Adama Traore”, 2022)
DIA boleh melanglang ke mana saja, dari liga-liga dunia, ke sudut-sudut Eropa.
Dia boleh membelai bola di mana saja. Di Aston Villa, di Middlesborough, di Wolverhampton Wanderers, atau ke mana pun; namun tahukah kalian? Hatinya tertanggalkan di ruang ganti Barcelona. Cintanya tertambat di sudut-sudut dan rerumput Stadion Camp Nou.
Dia, pemain itu, Adama Traore Diarra Supit.
Dari 2015 hingga 2022 mencoba bergembira di klub-klub yang dia singgahi; nyatanya kerinduannya tak terhalangi.
Cinta memanggil. Barcelona membutuhkannya. Sang arsitek, Xavi Hernandez merasa, Adama adalah keping puzzle yang akan dia susun bersama keping-keping lainnya.
Adama hanya akan menjalani masa peminjaman hingga akhir musim 2021-2022, dan apabila pemain Spanyol berdarah Mali itu konsisten seimpresif ketika mengalahkan Atletico Madrid di La Liga, Xavi tak akan ragu mempermanenkan statusnya.
“Pertunjukan” perdana pemain didikan Akademi La Masia itu boleh jadi mengejutkan banyak orang. Xavi memiliki alasannya sendiri mengapa bersusah-susah meminjam Adama Traore dari The Wolves.
Adama pasti juga punya pertimbangan, mengapa dia rela menerima pemotongan gaji di bawah yang dia terima di Liga Primer. Kalau bukan atas nama luapan cinta, apa lagi?
Dia hanya akan menerima 65 ribu euro setiap bulan, jauh di bawah gaji di Wolverhampton yang 225 ribu euro. Kita pun menjadi makin paham, betapa industri sepak bola tak hanya bicara soal uang. Ada cinta di balik profesionalitas, energi dan hasrat.
Bergabung dengan Barca adalah impian yang tak pernah padam. Klub Catalan itu menjadi entitas yang selalu ada dalam hatinya, kebesaran komunitas yang betul-betul “lebih dari sekadar klub” — mes que un club — , kebanggaan yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang menghayati auranya, mencecap susunya, sumber air, dan semangatnya…
“Bagi saya, ini momen spesial, sudah bertahun-tahun sejak saya bermain di sini. Saya tumbuh di kota ini, bersama keluarga dan penggemar. Saya sangat senang, dan ini momen yang sangat spesial. Saya ingin membawa kembali kebahagiaan ke lapangan, dan cuma itu,” ungkapnya, seperti yang dikutip detik.com.
Elemen Penyegaran
Ketika hati dan rasa menyatu, ungkapan kegembiraan diyakini bakal mendorong kegempitaan penampilan Adama. Mampukah kehadirannya mengubah permainan Barcelona? Benarkah dia elemen penyegar yang dibutuhkan Xavi Hernandez? Akankah Adama membantu merogoh jiwa tiki-taka yang hilang?
Xavi jelas membutuhkan suntikan energi di sektor sayap, setelah Ousmane Dembele dicoret karena makin menunjukkan gejala tidak kerasan di Camp Nou.
Dalam catatan Mirror, Adama istimewa dalam dribel, terbiasa melika-liku menggiring bola, menembak jauh, atau memberi umpan silang. Statistik musim 2019-2020 memperlihatkan betapa Adama betul-betul jago dribel.
Dengan 49 dribel sukses, menurut Opta, Adama menempati ranking pertama di 5 Top League. Dia mengungguli para pemain hebat seperti Alphonso Davies (Bayern Munich) yang mencatat 30 dribel sukses, dan Kylian Mbappe (Paris St Germain) dengan 29 dribel sukses.
Barca sepengundur Pep Guardiola pada 2012 dan Luis Enrique pada 2017 menjadi klub yang gamang, susah menemukan kembali ciri khas yang selama ini ditakuti lawan: tiki-taka. Mendatangkan Xavi yang sukses mengubah cara bermain Al Sadd di Liga Qatar adalah harapan untuk mengembalikan roh bermain Blaugrana.
Dengan bakat-bakat segar, mayoritas dari La Masia, sejauh ini revitalisasi Barcelona belum menemukan titik naik. Xavi tetap diyakini sebagai orang yang tepat. Gambaran masa depan kembalinya sepak bola menyerang nan aduhai ada di sederet harapan: Ansu Fati, Ilaix Moriba, Gavi, Pedri Gonzales, Trincao, Ronald Araujo, Yusuf Demir, Ezzalzouli, Balde, Jutgla, Nico Gonzalez, dan Ruiqi Puig.
Kini Adama Traore, produk akademi Barca yang dalam usia 26 “menyusup” kembali dengan luap cintanya, adalah elemen yang menghidupkan nyala harapan.
Bukan hanya untuk sang entrenador, tetapi juga harapan rata-rata Barcelonistas…
— Amir Machmud NS, wartawan suarabaru.id, kolumnis sepak bola, Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah —