blank
Warga diajari membuat anyaman bambu secara inovatif. Foto: ist

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID)-Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) melakukan pengembangan kapasitas kelembagaan dan inovasi produk anyaman bambu di Dusun Kembangsari, Desa Balesari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, belum lama ini. Itu dilakukan melalui kuliah kerja nyata (KKN) pengabdian pada masyarakat terpadu (PPMT).

Pelakunya lima mahasiswa Prodi Manajemen Unimma, dengan dosen pembimbing Dr Rochiyati Murniningsih SE MP. Adapun lima mahasiswanya terdiri Lutfia Putri Anggraeni, Evanty Fredelya Sari,
Dita Puspita Sari, Lintang Sukma R dan Ika Oktavia Rizky.

Dosen pembimbing dengan nama panggilan Bu Murni itu hari ini menuturkan, banyaknya jumlah unit UMKM kerajinan anyaman bambu yang ada di Desa Balesari, Kecamatan Windusari merupakan potensi besar yang dimiliki Kabupaten Magelang. Namun potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal, baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia, sehingga mengakibatkan produktivitas UMKM kerajinan anyaman bambu rendah dan perkembangannya melambat. “Terbukti dari berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas produk, sehingga diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas agar produk yang dihasilkan dapat diterima pasar baik lokal maupun global,” katanya.

Dipaparkan, Balesari dikenal sebagai desa penghasil kerajinan anyaman dari tanaman bambu. Ketersediaaan sumber daya alam lokal berupa tanaman bambu di Desa Balesari cukup melimpah. Sehingga karena tuntutan kondisi perekonomian yang terjadi membuat mayoritas masyarakat di Desa Balesari terjun pada usaha sebagai perajin bambu, baik sebagai profesi utama maupun sampingan.

KKN PPMT kali ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pelaku usaha mikro UMKM perajin anyaman bambu. Kerajinan bambu itu merupakan kegiatan turun temurun yang sering dilakukan oleh masyarakat setempat, bahkan kerajinan anyaman bambu sudah menjadi salah satu mata pencaharian yang ada di desa tersebut, dan hampir semua masyarakat yang tinggal di desa tersebut bertumpu pada kerajinan anyaman bambu. Namun demikian, beberapa hambatan yang terjadi di antaranya ialah stagnansi jenis keluaran produk yang terpaku pada hasil kerajinan yang kurang memiliki inovasi, dalam hal ini hanya berupa besek dan belum sesuai dengan perkembangan minat pasar.

Penanaman pola pikirnya cenderung masih konvensional dan statis dalam menyikapi rendahnya pangsa pasar yang dapat dijangkau. Masih tergantung pada satu pengepul yang mengambil produknya. “Kian rendahnya tingkat kreativitas termasuk pula dalam hal belum terakomodasinya perajin ke dalam sebuah wadah sosial yang berbasis media digital sebagai pasar dagang online yang mampu memperluas jaringan distribusi pemasaran,” katanya.

Menjadi Dasar

Berdasarkan uraian hasil analisa permasalahan tersebut, lanjutnya, menjadi dasar kuat kegiatan KKN PPMT Unimma. Mahasiswa berupaya membantu perajin anyaman bambu tradisional dengan beberapa pelatihan, yaitu perluasan pasar yang dilakukan dengan cara memasarkan produk, inovasi bentuk dan warna barang agar barang semakin menarik, menjaring anak muda setempat dalam industri anyaman tradisional.
Kegiatan itu melibatkan masyarakat seperti ibu-ibu rumah tangga dalam membantu usaha kerajinan anyaman bambu serta para pemuda setempat.

Harapannya, kata dia, pasca KKN PPMT itu eksistensi industri anyaman tradisional semakin menguat, kelembagaan perajin anyaman bambu di Desa Balesari semakin optimal dan komoditi tersebut bisa menjadi penghasilan utama bagi masyarakat. Inovasi produk berupa beberapa desain atau produk baru seperti anyaman hampers, tempat tissue, tempat koran, tempat nasi, penutup nasi, parcel dan tempat lampu akan memperkuat daya saing perajin anyaman bambu Desa Balesari.

Mahasiswa juga berupaya mengakomodasikan komoditi anyaman bambu ke dalam sebuah media digital sebagai pasar. Tujuannya agar meningkatkan penjualan produk kerajinan anyaman bambu, memperluas pasar dan memperluas mitra dalam melakukan upaya pengembangan usaha lanjutan. “Semua kegiatan bertujuan dapat lebih meningkatkan dan mengoptimalkan langkah strategis dalam menghadirkan inovasi produk baru dan menciptakan tata kelola distribusi pemasaran yang lebih efektif melalui media digital marketing. Kerajinan anyaman itu kemungkinan besar layak untuk dikembangkan karena dengan kerajinan anyaman tradisional dapat mendorong pembangunan ekonomi nasional,” ujarnya.

Dia menuturkan, seminar penginovasian produk bambu besek dilakukan pada 12 Januari 2022. Dalam hal ini oleh kelompok PPMT periode IV. Temanya adalah “Pengembangan kapasitas kelembagaan dan inovasi produk UMKM melalui peningkatan SDM pengrajin anyaman bambu” di Desa balesari.

Sedangkan praktik inovasi bambu besek pada Jumat dan Sabtu, 14-15 Januari 2022. Penginovasian anyaman besek agar produk besek yang lebih unggul dan berkualitas supaya produk anyaman besek dapat bersaing di era digital.

Seminar pemasaran produk inovasi besek mendatangkan owner dari pusat pemasaran bambu besek Kraosan Borobudur. Harapannya ekspansi pasar menggunakan media offline serta online melalui aplikasi Instagram dan aplikasi belanja Shopee dan Tokopedia tidak hanya dalam negeri tetapi juga ke luar negeri. Tim pemasaran dari Kraosan Borobudur siap bekerja sama dengan perajin bambu besek Dusun Kembangsari, Desa Balesari jika kualitas produk yang dihasilkan sudah memenuhi syarat dari tim Kraosan.

Eko Priyono