sandal upanat
Disain Sandal Upanat karya Basiyo warga Dusun Bumi Segoro, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang yang nantinya bisa digunakan para pengunjung ketika hendak naik ke bangunan Candi Borobudur. Foto: Yon

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID)- Balai Konservasi Borobudur merencanakan penggunaan sandal khusus  yakni upanat bagi pengunjung yang akan naik ke bangunan  Candi Borobudur, yakni sandal Upanat.

“Pemakaian sandal khusus tersebut juga untuk mengurangi keausan batuan candi  yang diakibatkan adanya pasir yang menempel di sepatu atau alas kaki pengunjung sebelum naik ke struktur candi,”kata Kepala Balai Konservasi Borobudur, Wiwit Kasiyati, Selasa ( 18/1/2022)..

Wiwit mengatakan, penggunaan sandal upanat dengan alas lunak tersebut bagi wisatawan yang hendak naik ke bangunan Candi Borobudur tersebut, terinspirasi dari panel relief nomor 150 di  Karma Wibangga (relief yang tersembunyi di dinding kaki Candi Borobudur).

sandal upanat
Kepala Balai Konservasi Borobudur, Wiwit Kasiyati. Foto: Yon

Menurutnya, pihaknya masih berkoordinasi dan meminta arahan dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbud terkait  penerapan pemakaian sandal upanat tersebut. Dan, hingga saat ini pihaknya sedang mempersiapkannya.

“Sejauh ini, kami  baru menyiapkan aturan. Yakni pengunjung yang naik ke bangunan candi harus menggunakan sandal Upanat. Sedangkan pelaksanaannya kita belum bisa menentukan,”katanya.

Wiwit menjelaskan, dipilihnya sandal Upanat tersebut, karena sandal Upanat dalam panel relief Karmawibangga nomor 150 tersebut, merupakan sebuah persembangan dewa yang bewujud alas kaki.

Ia menambahkan, rancangan penggunaan sandal bagi wisatawan yang ingin naik ke Candi Borobudur tersebut, sebenarnya telah direncanakan sejak 2015 silam.

Dan, di tahun 2022 ini rencana tersebut kembali digulirkan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk melestarikan bangunan candi yang masuk dalam tujuh keajaiban dunia.

Menurutnya, pihaknya juga masih mengkaji tentang tarif masuk candi tersebut apakah termasuk pembelian sandal tersebut.

“Ada kemungkinan, harga tiket ke candi bisa lebih mahal karena ditambah untuk pembelian sandal khusus tersebut. Selain itu, bagi wisatawan yang tidak naik ke candi juga harga tiketnya lebih murah,”ujarnya.

Ia juga menambahkan, terkait pihaknya kapan wisatawan bisa naik ke bangunan Candi Borobudur, pihaknya juga masih  berkoordinasi dan meminta arahan dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbud.

“Ini juga terkait kesiapan kami (BKB) dan TWC. Sehingga kami memerlukan waktu. Namun kami akan segera meminta arahan dari Pak Dirjen kapan pengunjung bisa naik ke struktur bangunan,” katanya.

Menurutnya, nantinta pengunjung juga wajib didampingi pemandu yang akan menjelaskan informasi secara lebih detail, terutama mengenai Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia yang memiliki  kriteria nilai universal yang luar biasa.

“Nantinya, yang diperbolehkan naik ke candi yakni mereka yang benar-benar mengetahui kriteria nilai universal yang luar biasa dari candi melalui para pemandu, sehingga setelah pulang membawa informasi yang sangat luar biasa,”imbuhnya.

Selain itu, Balai Konservasi Borobudur bekerjasama dengan  PT Taman Wisata Candi, telah membuat suatu pola perjalanan yang dirancang dan bisa dinikmati . Sehingga, pengunjung yang naik ke Zona I bisa menentukan titik-titik mana yang bisa dipilih untuk dikunjungi.

“Nantinya  akan  dikunjungi wisatasan bisa secara tematis berdasarkan relief yang ada di candi, mulai dari tema flora, fauna, kemaritiman, pilihan  terhadap kesehatan dan pemenuhan hidup dan lainnya,”katanya.  Yon

baca juga: https://suarabaru.id/2022/01/15/wisatawan-naik-borobudur-harus-pakai-sandal-khusus-diproduksi-pelaku-ukm-di-sekitar-candi/