Memancing di Embung Jurangjero, melepaskan kepenatan tubuh dan pikiran. Sebuah wisata yang murah untuk dijalankan. Foto: Kudnadi Saputro

𝗕𝗟𝗢𝗥𝗔 (SUARABARU.ID) — Memancing adalah hobi yang menyenangkan. Maka, acara memancing di televisi pun menjadi tayangan menarik, terutama bagi kaum strike mania.

Memancing memang menyenangkan, terutama ketika ujung kail dilahap ikan. Tarikan strike memberikan sensasi tersendiri bagi setiap orang yang punya hobi mancing.

Seperti halnya ketika suarabaru.id menyusuri jalan desa di Sidomulyo, Banjarejo, Blora, Sabtu (29/6/2024) kemarin. Tampak di sana ada warga yang pergi ke ladang, ada yang menggembala kambing di pinggiran hutan.

Tetapi ada juga ada juga menuju ke Embung Jurangjero untuk memancing. Bagi warga setempat, memancing tak sekedar menyalurkan hobi tapi juga melatih kesabaran.

Warga Banjarejo itu beranggapan banyak manfaat mengail ikan (mancing), memancing menjadi salah satu hal seru dengan hasil manfaat luar biasa.

Selain itu, memancing juga menjadi sarana wisata murah dan menyenangkan. Tubuh bisa segar kembali dan pikiran menjadi lebih fres.

Embung Jurangjero, di Kecamatan Banjarejo Blora, kesejukan di tengah suasana alam yang gersang. Foto: Kudnadi Saputro

“Memancing tak sekadar untuk mendapatkan ikan di embung atau di sungai, tetapi juga bisa melatih kesabaran, dan menjadi sarana relaksasi, dan hal lain adalah mengetahui tempat baru seperti di embung Jurangjero ini,” ujar Zulkifli warga Banjarrejo.

Lebih lanjut Zulkifli menceritakan pengalamannya biasanya memancing dilakukan di sungai atau kolam pemancingan. Selain hobi, beberapa orang memandang mancing adalah kegiatan mencari ketenangan dan menyatu dengan alam. Namun, tidak sedikit orang menganggap hobi memancing sekadar membuang waktu.

“Bahkan, tak jarang seseorang yang sudah menghabiskan waktu berjam-jam atau berhari-hari memacing, tetap tidak mendapatkan ikan atau tangkapan ikan sedikit,” ujar Zulkifli.

“Yang harus diketahui ya, tujuan mancing itu enggak sekadar dapat ikan. Ada manfaat positif bagi kesehatan,” kata Zulkifli.

Diceritakannya, memancing ikan adalah proses relaksasi dari segala tekanan kerja dan segala masalah.

“Saya tipe pekerja yang jam kerjanya tidak jelas. Mobile, dan bertemu dengan orang-orang berbeda. Lelah di depan handphone yang bikin laporan, koordinasi sana-sini, terus waktu habis di jalan. Itu bikin penat lho. Saya kadang malam-malam itu bisa aja ke pinggir embung kota, bawa perlengkapan mancing, langsung mancing,” ungkap Zulkifli.

Gowes Bareng

Dari aktivitas memancing itu, lanjut Zulkifli, ada manfaat yang diperoleh. “Yang tadinya pikiran lagi penat, terus stress, bisa berkurang. Apalagi kalau mancing kailnya sering disambar ikan, uuhh,” ungkap Zulkifli sembari terkekeh.

Pekerjaan yang menyita waktu dan pikiran tentunya sangat mungkin membuat kita menjadi bosan dan lelah, imbuhnya.

“Soalnya kalau mancing situasi berbanding terbalik, sehingga mengurangi tingkat stres. Berada di situasi tenang, pikiran jadi rileks,” imbuh Zulkifli.

Selain itu, kata Zulkifli, memancing akan menimbulkan rasa bahagia. Dalam dunia kesehatan dikenal adanya hormon dopamine.

“Kata dokter itu (hormone dopamine) berhubungan penguatan dan penghargaan pikiran serta pengolahan emosi. Nah, saat memancing ini berarti kita bisa mengatur emosi,” ujar pria yang juga hobi gowes itu.

Selain itu, sarana melatih sistem kardiovaskular saat melemparkan tali pancing, saat mengarungi embung atau sungai, ketika berjalan ke tempat pemancingan.

“Secara enggak sadar sudah latihan kardiovaskular yang cukup. Mencari embung atau sungai tentunya harus melewati jurang atau jalan berbatu. Ada anggota tubuh yang terlibat. Otak ikut berputar dalam mencari tempat baru. Itu meningkatkan keseimbangan dan melatih otot, termasuk meningkatkan rasa percaya diri,” tandas Zulkifli.

Penguat Suasana Hati

Lain halnya warga Blora yang hobi gowes, Wiratmoko
menyampaikan bahwa pagi ini sengaja gowes dari rumah menuju tempat rekreasi (di embung Jurangjero Sidomulyo) jadi penguat suasana hati terbaik.

Membantu meningkatkan keterampilan bersepeda. Dari menganalisis tempat untuk dikunjungi, atau mengatasi masalah yang muncul saat persiapan hingga tujuan, tempat wisata atau di embung-embung yang ada di wilayah Blora.

“Kita sembari berolahraga dan menikmati pemandangan di perjalanan. Lalu mengenali jalan datar dan jalan terjalnya ke tempat rekreasi, bila ada kuliner khasnya, kita nikmati walau sekedar kopi pahit,” ujar Wiratmoko.

Karena terbiasa gowes ke tempat-tempat rekreasi, lanjut Wiratmoko, di Blora rasanya beda dengan trek-trek gowes di sekitar embung Jurangjero, untuk menyusuri perbukitannya, walaupun agak nampak gersang karena jarang hujan.

Pengunjung Embung Jurangjero menikmati hidangan yang tersedia di tempat wisata ini. Foto: Kudnadi Saputro

“Itu beda trek. Karena pasti trek gowes di Jurangjero, berbeda dengan trek yang di Semanggi misalnya. Tentu berbeda lagi dengan di embung yang lain,” imbuh Wiratmoko.

Saat di embung ini bisa lihat air, bisa melihat orang memancing, bisa memotret pemandangan yang indah di seputar embung Jurangjero, imbuhnya.

“Dan yang penting, ketika sampai di tempat tujuan harus bisa Selfi dan foto bareng, untuk menambah koleksi gowes bareng sambil wisata,” tandas Wiratmoko.

Kudnadi Saputro