KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Event yang terjadi pada akhir tahun 2021 tidak mudah dilupakan oleh Yuniar Widati, guru Bahasa Inggris MTs Negeri 3 Magelang di Kecamatan Windursari, dan Yuni Dwi Wiratni, guru Bahasa Inggris MAN 1 Kabupaten Magelang (MAN Karet).
Menjelang tutup tahun tersebut, dua guru madrasah itu meluncurkan tiga buku sastra hasil karyanya. Buku ini lahir berkat pandemi Covid-19 yang memaksa kedua guru wanita ini mengajar dari rumah, serta memiliki waktu cukup luang untuk menulis.
Yuniar meluncurkan dua buku, yakni “Di Ujung Rindu” dan “Friendzone”. Sedang Yuni satu buku, “Semesta dalam Genggam Asmaul Husna”.
Bertempat di Balkondes Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, belum lama ini ketiga buku diluncurkan. Acara itu dihadiri Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Magelang Zainal Fatah, dan sejumlah kepala MTs serta MAN di wilayah Kabupaten Magelang.
Yuniar menerangkan, lahirnya kedua buku tersebut merupakan berkah adanya pandemi Covid-19. Sebab, dirinya memiliki cukup banyak waktu untuk menulis di sela kesibukannya mengajar melalui daring, serta menjadi kepala perpustakaan sekolah setempat.
‘’Kedua buku ini merupakan buku karya saya yang ke-6 dan ke-7. Keduanya merupakan kumpulan cerpen yang saya tulis di masa pandemi. Cukup lama menulisnya, sekitar dua bulan. Bagi saya ini berkah pandemi, karena saya bisa menulis,’’ ujarnya.
Buku “Di Ujung Rindu”, lanjut Yuniar, bertemakan cinta dan persahabatan yang tidak akan pernah habis untuk diulik. Cerita ini terinspirasi dari kisah hidupnya sendiri dan teman-temannya, yang terjadi dalam keseharian di sekitar lingkungan.
‘’Semua orang adalah pangeran dan putri dalam kisah mereka sendiri. Kalau buku Friendzone temanya persahabatan yang tak lekang oleh waktu dan terselip pesan, bahwa dalam hidup ini tidak selalu hitam putih, selalu ada pilihan untuk tetap berbuat baik, walau ada kesempatan untuk memilih yang sebaliknya,’’ ujarnya.
Sedang buku “Semesta dalam Genggam Asmaul Husna” merupakan kumpulan puisi karya Yuni Dwi Wiratni alias B-Zun yang berisi sekitar 50 buah puisi. Puisi-puisi ini tercipta karena keresahan penulis pada apa yang dilihat, didengar dan dirasakan selama ini.
‘’ Juga untuk menghadirkan kebesaran-Nya yang melekat erat pada setiap Asma-Nya. Juga keragaman nyata dari wujud Asmaul Husna serta betapa makna Hablum Minallah dan Hablum Minanas adalah gambaran nyata kepentingan seorang muslim dalam menyeimbangkan kelengkapan ibadahnya,’’ terangnya.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Magelang, Zainal Fatah mengaku, pihaknya sangat mengapresiasi terbitnya tiga buku karya guru madrasah ini. Lahirnya buku ini diharapkan memacu semangat guru lain untuk mengikuti proses kreatif mereka, dengan menghasilkan karya-karya terbaik.
‘’Kami sangat mendukung proses kreatif guru-guru madrasah ini. Bahkan, kami mendorong guru-guru madrasah lain untuk juga menelurkan karya tulisnya dalam bentuk buku. Mungkin banyak yang punya tulisan, tapi yang berani menerbitkan seperti kedua guru ini tidak banyak,’’ ungkapnya.
Menurutnya, buku-buku ini lebih dari sekedar karya inovatif pengembangan profesi guru dan pengembangan berkelanjutan, tetapi juga merupakan kontribusi positif bagi khasanah sastra Indonesia.
‘’Utamanya dalam mewujudkan Madrasah Mandiri Berprestasi. Semoga karya karya ini menjadi ladang dakwah sekaligus menggugah inspirasi kreatifitas bagi para guru dalam menebar ilmu,’’ harapnya.
Doddy Ardjono