blank
Tim Unimma berfoto bersama Posyandu Candisari, Windusari. Foto: ist

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID)-Stunting adalah gagal tumbuh akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama dari kehamilan sampai usia 24 bulan. Berdasarkan SK Bupati Magelang Nomor 180.182/281/24/2021 tentang Desa/Keluarahn Prioritas Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten Magelang 2022, Desa Candisari, Kecamatan Kajoran, menduduki peringkat pertama desa dengan kasus stunting tertinggi di Kecamatan Windusari. Dengan jumlah kasus stunting sebesar 117 jiwa pada akhir tahun 2020.

Hal itu yang melatarbelakangi Tim Pengabdian Pada Masyarakat Terpadu (PPMT) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) yang diketuai Dr Heni Setyowati Esti Rahayu SKp MKes melaksanakan kegiatan PPMT di Desa Candisari, belum lama ini. Tim
beranggotakan Dwi Rahayu Sulistyorini, Whanovita Prima Listiany, Thoriq Kurniawati dan Nining Setiyo Apriyani.

Dr Heni hari ini menyampaikan bahwa salah satu kegiatan yang dilakukan adalah memberikan pelatihan kader pos pelayanan terpadu (Posyandu) dalam penanganan stunting. Kader memiliki peran penting dalam pencegahan stunting dengan melakukan deteksi dini adanya gangguan pertumbuhan pada balita, sehingga dapat diatasi sedini mungkin.

Kepala Desa Candisari, Nur Afandi, sangat berterima kasih kepada Tim PPMT Unimma yang telah bersedia membantu mengatasi masalah stunting di desanya. Nur Afandi menjelaskan, di samping masalah stunting, masalah pernikahan dini juga masih tinggi. Kebanyakan remaja hanya melanjutkan sekolah sampai SMP kemudian bekerja dan menikah.

Hal itu dikuatkan oleh Bidan Desa Viviana Rosita Dewi Str Keb.
Penderita stunting pada umumnya rentan terhadap penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal, serta produktivitas rendah. “Tingginyaprevalensi stunting dalam jangka panjang akan berdampak pada kerugian ekonomi bagi Indonesia,” katanya.

Kegiatan pelatihan itu diikuti oleh 20 kader Posyandu yang berasal Posyandu Melati, Sehati, Amrih Sehat, Ngudi Waluyo dan Sehat Sentosa. Kegiatan diawali dengan pretest dan diakhiri dengan post test.

Para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan mulai dari pagi sampai sore hari. Nilai tertinggi saat pre test ada tiga orang dengan nilai 80 yaitu Jumiwati, Indah Tyana Sari, dan Nurul Ismi.

Sedangkan nilai tertinggi saat post test juga ada tiga orang dengan nilai 90 yaitu Wahyuni, Jumiwati dan Nurul Ismi.

Nafsiyah merupakan kader tertua yang saat ini usianya sudah lebih dari 60. Wanita itu sudah menjadi kader selama 20 tahun. “Saya tidak akan berhenti sebagai kader sehingga bisa membantu masyarakat meningkatkan kesehatannya,” katanya.

Eko Priyono