SEMARANG (SUARABARU.ID) – Tahun 2021 adalah tahun yang membanggakan bagi Megawati Prabowo, karena selain telah meraih gelar doktor, peraih gelar Puteri Indonesia Jawa Tengah 2017 ini juga sukses menjadi kurator dan dosen.
Nama Megawati Prabowo sudah tak asing lagi di kalangan masyarakat khususnya di Jawa Tengah. Megawati yang awalnya lahir dari dunia entertainmen sebagai penyanyi dan model kini fokus berkarier sebagai dosen, pengacara, curator, dan likuidator perusahaan.
Bahkan di umur yang masih terbilang sangat muda, gadis kelahiran 23 September 1994 ini telah banyak menangani berbagai kasus hukum yang berkaitan dengan kepailitan di perusahaan-perusahaan besar.
Menurut Mega, dalam kurun waktu dua tahun terakhir dirinya banyak terlibat menangani kasus kepailitan dan PKPU. Bahkan, di tahun 2021 ini Mega juga terlibat menjadi likuidator di beberapa perusahaan besar Nasional yang sedang dalam proses likuidasi.
Setelah resmi lulus menjadi kurator Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia (AKPI) pada 20 Desember 2021, Megawati juga telah dinyatakan lulus ujian promosi Doktor Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang pada Selasa (21/12/2021) dengan predikat cumlaude IPK 3,85.
Dalam ujian kelulusannya ini Mega diuji oleh tujuh profesor hukum yaitu Prof. Gunarto (promotor), Prof. Anis Mashdurohatun (ko-promotor), Prof. Sri Endah Wahyuningsih, Prof. Mahmutarom, Prof. Eko Soponyono, Prof. Hartiwiningsih, dan Prof. Lazarus Tri Setyawan.
Dalam disertasinya Mega mengambil judul ‘Rekontruksi Kebijakan Hukum Pidana dalam Upaya Menanggulangi Tindak Pidana Kekerasan dalam Rumah Tangga yang Berbasis Nilai Keadilan .
Mega mengaku, judul disertasi yang dipilihnya ini ia ambil berdasarkan pengalamannya sejak menjadi Puteri Indonesia yang sering sekali terlibat dalam berbagai kegiatan tentang perempuan dan emansipasi.
“Hati saya tergerak Ketika melihat di Indonesia banyak menjadi korban kekerasan terutama dalam lingkup rumah tangga tetapi korban belum mendapatkan keadilan serta ganti rugi atas penderitaan yang dialaminya bahkan banyak korban yang mengalami kekerasan ini enggan atau tidak melaporkan kasusnya karena malu dan merasa hal tersebut adalah sebuah aib keluarga,” katanya kepada SuaraBaru.id.
Pengacara Kepailitan
Ditanya tentang harapannya ke depan setelah sukses meraih gelar doktor, perempuan yang aktif sebagai dosen ilmu hukum di Universitas Darul Ulum Islamic Centre (Undaris) Ungaran ini ingin lebih fokus menjadi pengacara kepailitan. “Saya ingin sekali ke depannya bisa lebih fokus menjadi pengacara kepailitan,” katanya.
Kelulusan Megawati menjadi doktor ilmu hukum ini juga menginspirasi Rektor Undaris Ungaran, Dr. Hono Sejati, untuk membuat mata kuliah baru tentang kepailitan.
Baca juga Pelaku Pembunuhan Anak Balita di Demak Ditangkap, Pelaku Anggap Keluarga Korban Pakai Ilmu Hitam
“Sebagai dosen, Mega adalah salah satu aset Undaris yang akan membawa nama baik Undaris dan jadi inspirasi Undaris untuk nanti bisa memiliki mata kuliah bidang kepailitan. Selain berkarir di bidang hukum sebagai kurator, saya berharap Mega juga masih bisa aktif menjadi pengajar atau dosen sebagai jabatan fungsional sehingga ke depan bisa meningkat ke jenjang yang lebih tinggi sebagai profesor atau guru besar,” katanya.
Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia (AKPI), James Purba, sangat mengapresiasi prestasi Megawati yang diusia yang masih muda sudah bisa meraih gelar doktor sekaligus sebagai kurator muda.
“Sebagai pengurus dan anggota AKPI kita sangat bangga bahwa salah satu anggota kita Megawati sebagai advokat muda selain telah meraih gelar doktor ia juga telah mendapatkan lisensi sebagai kurator dan pengurus, karena lisensi ini walaupun yang melakukan tes adalah pihak swasta atau organisasi profesi namun izin prakteknya itu dari negara yang diberikan oleh Menteri Hukum dan HAM,” katanya.
Hery Priyono