blank

Oleh : Rita Setyosari, S.Pd

Sampai saat ini, Corona Virus Disease 2019   yang ditemukan  pada akhir tahun 2019, telah merambah  ke  193 negara  di dunia. Berbagai upaya bersama telah dilakukan badan kesehatan dunia WHO  dan Negara-negara di dunia untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran virus ini, termasuk di Indonesia.

Di Indonesia sendiri berbagai kebijakan telah diambil mulai penerapan PSBB, PPKM, PPKM Darurat hingga PPKM Level untuk membendung laju penyebarannya. Kebijakan yang ditangani integratif dan koordinatif  itu telah membuahkan hasil yang menggembirakan..

Kini  angka penyebaran dan penularaannya  telah menunjukkan yang melandai. Namun virus ini telah membawa dampak yang luar biasa  dahsyat. Bukan hanya bidang kesehatan, bidang sosial, budaya, ekonomi, keamanan, dan bidang pendidikan juga  terpukul.

Sebab untuk mencegah penularan virus corona, kemudian diberlakukan pembelajaran dari rumah berdasarkan surat edaran Mendikbud No. 4 tahun 2020 yang kemudian berlanjut ke Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ ). Juga adanya bantuan kuota untuk bisa mengakses platform belajar online.

Setelah hampir satu tahun dilakukan PJJ, pada awal 2021 Mendikbud akhirnya mengijinkan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas yang syaratnya sangat ketat. Tujuannya untuk melindungi siswa dari keganasan virus ini. Kebijakan ini disesuaikan dengan status sebuah daerah  berdasarkan PPKM Level yang ditentkan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri.

Berdasarkan Inmendagri No. 63 tahun 2021 tentang PPKM Level 1, 2 dan 3 Corona Virus Disease 2019  untuk Wilayah Jawa Bali, tanggal 29 November 2021, dari 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah, Jepara dan Pemalang masih masuk pada level 3. Selebihnya sudah berada di level 1 dan 2.

Salah satu dampak dari penetapan level ini adalah masih  adanya  PPKM, termasuk didalamnya dunia pendidikan hingga  sekolah di Jepara masih  menerapkan metode pembelajaran siswa secara daring dan luring. Lalu, efektifkah pembelajaran daring ini?

Pembelajaran “daring” sebagai pilihan tunggal dalam kondisi pencegahan penyebaran covid 19 memberi warna khusus pada masa perjuangan melawan virus ini. Bahkan bentuk pembelajaran ini juga dapat dimaknai pembatasan akses pendidikan. Pendidikan yang lumrah berlangsung dengan interaksi langsung antar unsur (pendidik dan tenaga kependidikan dan peserta didik) beralih menjadi pembelajaran interaksi tidak langsung.

Pembatasan interaksi langsung dalam pendidikan terkadang terjadi pada situasi tertentu namun tidak dalam rangka pembatasan sosial seperti yang masyarakat jalani sebagai upaya pencegahan penyebaran virus. Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet.

Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online). Namun demikian,   siswa  masih saja mengeluh karena merasa pembelajaran daring kurang efektif. Banyak gangguan yang membuat proses belajar mereka tidak maksimal.

Lalu bagaimana cara belajar agar lebih efektif yang dapat diterapkan saat pandemi ini? Berikut 6 cara-cara efektif dan tidak membosankan selama belajar di rumah yang bisa dilakukan siswa:

Pertama, modifikasi ruang belajar

Melansir dari laman resmi Washington University, penting untuk memisahkan ruang belajar dengan ruang rekreasi.  Usahakan tempat belajar dengan kamar tidur terpisah. Hal ini bisa meminimalisir rasa malas karena ingin rebahan di tempat tidur. hasilnya, belajar Anda bisa lebih efektif karena minim gangguan. Memisah ruang belajar juga bisa memaksimalkan istirahat pelajar. Saat istirahat mereka tidak akan terbayang-bayang tumpukan buku dan tugas di meja belajar.

Kedua, manajemen waktu

Kita harus pandai mengatur manajemen waktu dengan baik: membuat jadwal dengan menuliskan apa saja yang harus dikerjakan dalam satu hari. Mempunyai target yang harus dicapai.

Ketiga,  Anggap seperti sekolah luring

Buat rutinitas seperti saat sedang sekolah secara offline atau luring. Bangun pagi sesuai jadwal biasanya, mandi, lalu jangan lupa sarapan.  Cara ini bisa memaksimalkan belajar agar lebih efektif. Secara tidak langsung otak dan tubuh akan menganggap pembelajaran daring seperti tatap muka.

Keempat,tidak menunda-nunda waktu belajar

Kita mesti punya jadwal yang konsisten,  Jadwal dan target yang telah kita susun berguna agar kita tidak menunda-nunda mengerjakan sesuatu. Jadi, penting agar kita tetap dan terus mengerjakan apa-apa yang harus dituntaskan.

Kelima, menjaga kesehatan

Hal yang sangat penting yaitu menjaga kesehatan di masa pandemi ini. Menjaga kualitas tidur yang baik, dan hidup sehat berolaharga sangat membantu kita dalam mengoptimalkan jadwal belajar mandiri di masa pandemic dan makan makanan yang bergizi.

Keenam, tetap bersosialisasi

Otak juga butuh refershing agar belajar bisa lebih efektif. Selama pandemi memang aktivitas di luar dibatasi agar meminimalisir penularan Covid-19.  Namun demikian, komunikasi tetap harus terjaga. Sempatkan waktu untuk bersosialisasi dengan teman-teman Anda.

Penulis adalah Guru SMK Muhammadiyah  01 Keling, Jepara