blank
Harlah JMQH Kota Semarang di Pondok Pesantren Durrotu Aswaja, Minggu (28/11/2021). (doc/ist)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Meski baru menyelenggarakan ulang tahun kedua, organisasi para hafidzah yang tergabung dalam Jami’iyyah Mudarasatil Qur’an Lil Hafizhat (JMQH), jaringannya kini mulai menggurita.

Istri Wakil Gubernur Jawa Tengah Nawal Arafah Yasin memberikan apresiasi positif keberadaan organisasi yang awalnya didirikan di Masjid Agung Jawa Tengah pada 2019 lalu.

“Awal mula memang berdirinya JMQH itu kita deklarasikan di Jateng. Dan sekarang luar biasa. Jawa Timur, Jawa Barat, sekarang sudah melakukan deklarasi. Sampai pada hari ini, deklarasi pengurus Provinsi Jabar, di Karawang, kemarin di Banten, dan di Jatim juga sudah terbentuk,” kata Nawal saat ditemui di sela-sela kegiatan Harlah JMQH Kota Semarang di Pondok Pesantren Durrotu Aswaja.

Organisasi JMWQH, menurut Nawal, sangat membantu para hafidzah untuk menemukan rutinitas-rutinitas dalam menjaga Alquran. Sebab, organisasi ini sudah memiliki peraturan-peraturan yang tertata dengan baik. Misalnya, setiap kali diselenggarakan pertemuan, sudah ada target berapa juz yang mesti diselesaikan.  Sehingga, ini bisa menjadi syiar Alquran.

Kegiatan itu, tidak hanya punya dampak positif bagi para anggotanya. Tetapi, secara tidak langsung juga membantu pembangunan keagamaan di Provinsi Jawa Tengah. Sebagai contoh, pemenang tilawatil qur’an dari Jawa Tengah dalam Seleksi Tilawatil Quran di Maluku Utara belum lama ini, adalah didikan dari JMQH.

“Alhamdulillah JMQH juga masuk binaan LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran). Di LPTQ ini dia bisa mencetak beberapa ahli Quran yang kemudian kita rekrut pada waktu STQ di Maluku. Di antaranya seperti yang beberapa dari cabang MHQ (Musabaqah Hifzil Quran) 10 juz. Juga yang menang di tilawatil Quran juga didikan dari JMQH. JMQH telah berkontribusi baik untuk bagaimana melestarikan ajaran Quran di Jateng,” katanya.

Nawal menambahkan, JMQH memiliki misi yang aktivitasnya direalisasikan dalam tiga gerakan. Yakni, Gerakan Baca Tartil, Gerakan Buka Tafsir, dan Gerakan Buah Tahfidz. Menurutnya ketiga gerakan ini sangat baik, khususnya Gerakan Buah Tahfidz karena menjadi penyemangat putra-putrinya untuk menghafal Al-Qur’an. Dengan begitu, umat Islam tidak kehilangan penerus untuk menjaga Al-Qur’an.

Hery Priyono