blank
Bupati Kudus Hartopo saat menyerahkan wayang kepada Ketua Pepadi Kudus. Bupati berpesan agar seni pedalangan bisa tetap eksis di masa pandemi. Foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Bupati Kudus Hartopo mendorong pelaku seni pedalangan untuk terus berinovasi agar mampu bangkit di masa pandemi Covid-19. Pertunjukan wayang kulit harus bisa dikemas sedemikian rupa dengan menaati protokol kesehatan.

Pesan tersebut sebagaimana disampaikan Bupati saat mengukuhkan kepengurusan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Kudus periode 2021-2026 di taman budaya Sosrokartono, Sabtu (13/11) malam.

“Seni pedalangan adalah media yang bisa memberikan edukasi kepada masyarakat luas, maka perlu banyak inovasi, karena tidak seperti dulu. Mudah-mudahan langsung gas pol, tapi harus diingat karena masih adanya pandemi maka dilaksanakan sesuai protokol kesehatan,” pesan Hartopo.

Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus akan terus mensuport dan membantu fasilitasi bagi para pelaku seni terutama seni pedalangan agar tetap bisa eksis di masa pandemi.

Salah satunya adalah dengan memberi ruang pentas secara virtual terutama saat even-even tertentu seperti peringatan Hari Jadi Kota Kudus.

Inovasi semacam itu, perlu ditingkatkan agar seni pedalangan tetap bisa eksis menghadapi pandemi Covid-19.

Bupati secara pribadi mengagumi kesenian wayang kulit yang menjadi ikon seni klasik yang mengandung pesan moral atau kritik yang membangun.

“Tentunya saya mengucapkan selamat kepada pengurus Pepadi Kabupaten Kudus yang telah dilantik. Malam hari ini semoga langsung bisa menjalankan tugas dalam misi Pepadi sendiri, bagaimana melestarikan dan menguri-uri budaya pada seni tradional yang sangat klasik terutama wayang kulit,” ujarnya

Pepadi sebagai organisasi profesi yang beranggotakan seniman menjadi ujung tombak dalam pelestarian budaya warisan nenek moyang.

Hartopo mencontohkan wayang kulit yang memiliki sejarah panjang hingga menjadi wadah syiar agama oleh Sunan Kudus dan Sunan Muria di Kabupaten Kudus. Spirit itulah yang perlu diteruskan oleh dalang-dalang masa kini untuk mengedukasi masyarakat lewat kesenian.

Di era sekarang ini, pertunjukan wayang kulit dianggap perlu berinovasi melalui kisah atau lakon yang mampu menarik generasi millennial.

Menurut Hartopo, hal ini dapat diupayakan dengan mengambil tema yang bisa mengedukasi masyarakat sesuai kondisi saat ini.

Setelah pengukuhan, Bupati menyerahkan tokoh wayang Prabu Janaka kepada Dalang yang akan tampil pada malam itu. Tokoh tersebut merupakan raja dengan watak brahmana, berperilaku adil paramarta, bijaksana, berhati lurus dan bersih.

Sementara itu, Ketua Pepadi Kabupaten Kudus, Ki. Slamet Prayogo mengungkapkan bahwa para pelaku seni sempat terdampak akibat pandemi yang berlangsung dua tahun. Hal tersebut menyebabkan organisasinya sempat pasif dikarenakan minim kegiatan. Dengan pelantikan tersebut, Pepadi mencoba bangkit dengan melibatkan anggota DPRD Komisi B yang merupakan pecinta seni budaya.

“Bopo Bupati Kudus minongko kudus satu, kito nyuwun doa restunipun mugi-mugi kepengurusan saget ngraketaken / menyatukan dalang-dalang seluruh Kabupaten Kudus. Meniko bolo-bolo saking dewan saestu remen-remen budoyo jowo sampun kerso gabung kito,” ujarnya dengan Bahasa Jawa.

Tm-Ab