blank
KH Charis Rohman, saat berkunjung ke Kantor PBNU Jakarta.

JEPARA (SUARABARU.ID)– Setelah mendapatkan dukungan dari banyak Majelis Wakil Cabang (MWC) untuk maju sebagai calon Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang NU Jepara, KH Charis Rohman juga didukung banyak pihak, khusus kalangan pesantren yang berada di struktural NU di berbagai tingkatan maupun kalangan non struktural. Konferensi cabang (konfercab) yang salah satu agenda pentingnya adalah memilih rais syuriah dan ketua tanfidziyah, akan diselenggarakan pada Senin (15/11) mendatang di Balekambang.

Pengasuh Pondok Pesantren Tsamrotul Hidayah Desa Pecangaan Kulon Kecamatan Pecangaan KH Nur Muzakka, pada Rabu (10/11) menyatakan seluruh pengurus ranting NU Pecangaan, aktivis muda NU Pecangaan, dan Aliansi Santri Pecangaan mendukung Kiai Charis Rohman untuk menguatkan dukungan kalangan MWC sebagai calon ketua tanfidziyah di konfercab.

‘’Kami merekomendasikan dan menitipkan dukungan ke Kiai Charis ini ke pengurus MWC NU Pecangaan. Kami berharap MWC memilih Kiai Charis di konfercab sebagai ketua tanfidziyah PCNU Jepara periode 2021-2026,’’ kata Kiai Muzakka.

Sementara itu, Pengasuh PP Darussalam Kelurahan Saripan Kecamatan Jepara Gus Rijal Aqib mengatakan Kiai Charis disebut sebagai sosok yang tepat memimpin NU Kabupaten Jepara. Gus Rijal menjelaskan, NU tidak hanya akan mengurus dunia pesantren karena jangkauan NU sangat luas, meliputi berbagai sektor kehidupan dan melibatkan banyak kalangan. Namun akan lebih komplit dan tepat jika NU dipimpin dari kalangan yang punya basis kuat di pesantren. Karena secara kesejarahan, NU muncul dari pesantren yang memang kokoh dalam merawat nilai-nilai ahlu al-sunnah wa al-jamaah an-nahdliyyah sejak awal.

“NU ini kan organisasi sosial-keagamaan. Banyak problematika keagamaan dan kemasyarakatan yang menjadi ranah fokus NU. Sehingga penting pengambil kebijakan di NU ini paham sekaligus mampu menerjemahkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari di organisasi maupun masyarakat. Pemahaman keagamaan dalam konteks kehidupan itu kan sangat dinamis. NU ada di tengah-tengah problematika itu dan selalu menjadi yang terdepan dalam merespons, menjawab, atau bahkan dituntut bisa memberikan solusi”, ungkap Gus Rijal.

“Saya tahu betul siapa Kiai Charis. Ia orang yang punya kompetensi memimpin NU Jepara dalam konteks yang demikian,’’ lanjut Gus Rijal yang juga ketua Ittihadul Mutakhorrijin Al Falah Ploso (IMAP) Kabupaten Jepara, Rabu (10/11) pagi.

Ketua Forum Alumni Santri Sarang (FASS) Habib Zain Al Jufry, pada Rabu (10/11) juga menegaskan seluruh alumni pesantren Sarang, Rembang mendukung Kiai Charis dalam kontestasi pemilihan ketua tanfidziyah di ajang konfercab. Sebagai orang yang punya tradisi kuat kepesantrenan, Kiai Charis disebut Habib Zain juga punya jejak rekam yang sangat baik di MWC NU Kecamatan Mlonggo. Kiai Charis saat ini menjadi rais syuriah ketua MWC untuk periode kedua.

“Kita bisa melihat performa yang baik MWC NU Mlonggo, juga semua badan otonom-nya dalam menjalankan program-program kerja NU, berkhidmah, dan melayani nahdliyin. Spektrumnya bisa diperluas dari MWC ke tingkat cabang,’’ tegas Habib Zain yang tinggal di Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo.

Senada dengan para Kiai dan Gus dalam mendukung Kiai Charis, Ketua Marhab Cidahu, Ikatan Alumni Santri Abuya Dimyathi Pandeglang, Banten Kiai Zidnal Falah mengatakan tantangan NU ke depan kian kompleks. Organisasi (jamiyah) adalah butuh manajemen manajemen yang efektif agar roda organisasi bisa berjalan kompak, sinergis, dan saling menopang. NU punya badan otonom yang strukturnya bahkan sampai ke ranting (desa/kelurahan). Selain itu juga memiliki belasan lembaga yang memiliki basis program beragam.

“Kiai Haris membuktikan efektivitas manajerialnya itu dalam memimpin MWC Mlonggo bersama ketua tanfidziyah. Selain itu, lanjut Kiai Zidnal, Kiai Charis juga teruji manajerialnya di luar jamiyah, yakni mengelola industri furniture dan tetap eksis di tengah guncangan-guncangan perekonomian di tengah pandemi”, kata Kiai Zidnal yang tinggal di Desa Krapyak Kecamatan Tahunan.

Selain tantangan organisasi, di era internet yang ditandai dengan perubahan pola komunikasi, jamiyah butuh orang yang punya konsep kuat membangun komunikasi yang efektif kepada semua pihak.

“NU butuh sosok responsif, komunikasinya cair ke generasi muda NU, para sesepuh, dan pihak di luar organisasi. Ini sangat penting karena mengomunikasikan program ke stakeholder internal dan eksternal adalah satu kompetensi tersendiri yang dibutuhkan NU ke depan. Kiai Charis punya potensi besar untuk menjalankan ini,’’ lanjut Kiai Zidnal.

Senebtara itu, Ketua HIMASAL Jepara (Himpunan Alumni Santri Lirboyo) Kiai Nur Kholis, Jumat (12/11) menyatakan bahwa garapan NU sangat luas, tidak hanya mencakup aspek ubudiyyah saja, aspek muamalah juga menjadi lahan garapan NU di masa mendatang, dan sudah seharusnya kalangan santri mengambil peran untuk berkhidmah di situ. Kiai Charis merupakan sosok yang egaliter serta piawai berada di berbagai  lahan garapan.

“Insyaallah alumni Lirboyo ikut mengambil peran khidmah di NU jepara bersama Kiai Charis pada periode nanti”, kata dia.

Ua