SEMARANG (SUARABARU.ID)– Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, baru-baru ini meresmikan penggunaan Asrama Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidzul Quran (penghafal Quran) Nurul Islam.
Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) dan Pengasuh Ponpes Drs H Masrokhan Sulaiman MPA menjelaskan, Ponpes Tahfizdul Quran Nurul Islam, menyatu satu kompleks dengan Masjid Jami’ Nurul Islam, yang ada di Jalan Siliwangi 570, Semarang, atau di sebelah barat pintu tol Krapyak Semarang.
”Asrama atau gothakan pondok berdiri di atas tanah seluas 850 meter persegi untuk tahun ajaran baru ini, menampung 15 santri jenjang SD sampai SMP. Semuanya full beasiswa alias bebas biaya,” kata Masrokhan.
BACA JUGA: Akibat Sekolah Daring Honor Guru Honorer Terganggu
Para santri mengikuti aktivitas sekolah formal di pagi hari, dan mengikuti kelas Madrasah Diniyah di siang dan sore hari. Sedang malam hari dipakai untuk murajaah menghafal Alquran.
”Pembelajaran hafalan Quran, taskhih alumni Ponpes KH Arwani Kudus. Yang mengajar Alquran tiap hari yaitu KH Chumaidi Thoha Alhafidz, KH Hamzah Asnawi Alhafidz, Gus Ulum Ahmad Alhafidz dan H Muslih HS,” kata santri alumni Ponpes Futuhiyyah, Suburan, Mranggen, Demak itu.
Dijelaskan dia, tujuan pendirian ponpes ini, untuk mencetak sumber daya manusia Indonesia yang unggul di bidang ilmu pegetahuan dan teknologi, berbasis qurani.
BACA JUGA: M. Mu’in, Kisah Pejuang Kemerdekaan dari Jepara yang Terlupakan
”Mudah-mudahan cita-cita itu bisa terwujud,” kata Masrokhan, yang juga menjabat sebagai Irjen Kementerian Perindustrian itu.
Upacara peresmian asrama ditandai pengguntingan pita oleh Wali Kota Hendrar Prihadi dan Ketua Yayasan Nurul Islam, KH Ahmad Darodji.
Wali Kota menyampaikan, Ponpes Tahfidzul Quran Nurul Islam terletak di lokasi yang startegis di tengah kota.
BACA JUGA: Fungsi Sosial Masjid Harus Terus Ditingkatkan
”Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang tidak ditemui di tempat lain. Melalui bimbingan dan asuhan para kiai dan alim ulama, lembaga ini akan mencetak santri generasi masa depan yang berakhlakul karimah, dengan latar belakang kemampuan Alquran,” ujar Hendi.
Sedangkan Ketua Yayasan Nurul Islam Semarang, KH Ahmad Darodji menyampaikan apresiasinya atas dukungan Pemkot Semarang dalam pengembangan lembaga Pendidikan ini. Dia merasa gembira, karena keinginan masyarakat di sekitar Masjid Jami’ Nurul Islam Krapyak, untuk mengembangkan pondok pesantren Tahfidzul Quran akhirnya terwujud.
”Alhamdulillah sudah ada tiga kiai yang hafidz Quran di sini, sehingga mudah-mudahan mereka bisa istiqamah membimbing santri,” ungkap Kiai Darodji.
Riyan