WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Pemilihan hari Kamis Pon (20/2/25) dalam Pranata Mangsa Kawolu Wuku Landep untuk pelantikan pemimpin, akan mendapatkan pancaran sakti aura Dewa Brama. Namun dililit sengakala hari buruk. Kamis Pon, semestinya dihindari untuk menggelar hajatan apa pun keperluannya, terlebih untuk menobatkan pemimpin.
Presiden RI Prabowo Subianto, Kamis (20/2/25) besok, menurut rencana akan melakukan pelantikan serentak Kepala Daerah hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Terdiri atas Gubernur-Wakil Gubernur, Bupati-Wakil Bupati dan Walikota-Wakil Walikota se Indonesia.
Menurut Mendagri M Tito Karnavian, dalam rekapitulasi gugatan Pilkada serentak 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) saat ini terdapat 296 daerah tanpa gugatan. Terdiri dari 21 provinsi, 225 kabupaten dan 50 kota. Totalnya 296 daerah (54,31 persen) dari 37 provinsi, 415 kabupaten dan 93 kota atau 545 daerah. Dari jumlah itu, sebanyak 249 daerah terdapat gugatan. Rinciannya, 16 provinsi, 190 kabupaten dan 43 kota.
Tapi perkembangan terkini sebagaimana diungkapkan Wakil Mendagri, Bima Arya, totalnya ada sebanyak 961 kepala daerah termasuk wakilnya, yang Kamis besok (20/2/25) akan dilantik Presiden. Sementara itu, Kepala Daerah yang akan ikut retreat di Akmil Magelang, Jateng Tanggal 21 s/d 28 Februari 2025 ada sebanyak 503.
Dikatakan, pelantikan serentak gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati dan walikota/wakil walikota hasil Pilkada 2024 yang tidak bersengketa di MK dan dismissal, akan dilaksanakan Presiden RI Tanggal 20 Februari 2025. Dismissal adalah upaya hakim meneliti, memilah gugatan yang masuk ke persidangan.
Dalam Buku Horoskop Jawa Misteri Pranata Mangsa (Ki Hudoyo Doyodipuro Occ), disebutkan, siklus Mangsa Kawolu berlangsung dari Tanggal 4/5 Februari sampai dengan 1 Maret, dengan masa orbit selama 27 hari. Mangsa Kawolu memiliki sesebutan Hajrah Jroning Kayun. Artinya menangis dalam batin, tapi mendapat keberuntungan pancaran sakti Dewa Batara Brama.
Batara Brama adalah putera Batara Guru yang kedua dari Ibu Batari Uma. Batara Brama tinggal di Kahyangan Duksinageni yang disebut pula Kahyangan Hargadahana (Argadahana). Memiliki tekad membasmi keburukan, sifatnya keras dan cepat marah serta mudah dihasut atau kena tipu. Namun cepat reda setelah menyadari tidak pada tempatnya dia marah. Pemimpin yang lahir pada Mangsa Kawolu, berwibawa dan disenangi masyarakat, pandai bergaul, sanggup memecahkan masalah dan memberikan solusi yang dialami masyarakat.
Sifat Mulia
Memiliki sifat mulia dan peduli dengan lingkungannya. Senantiasa mendambakan kedamaian, kesejahteraan dan kelestarian bumi. Kelahirannya di orbit Wuku Landep (Wuku Kedua), memberikan pengaruh sifat berbudi. Memiliki lambang alam Angin, lambang binatang Kambing dengan sesebutan Sumur Sinaba. Dalam Primbon Jawa, artinya sosok bijaksana, menjadi tujuan orang yang membutuhkan pertolongan.

Dalam Babon (Induk) Kitab Primbon Betaljemur Adam Makna, milik Kanjeng Pangeran Harya (KPH) Harya Tjakraningrat, Ngayogyakarta Hadiningrat, yang kawedar (dipublikasikan) oleh Raden Soemodidjojo Mahadewa, menyebutkan, Kamis Pon masuk hari ala banget (jelek sekali). Ini bisa dipahami sebagai sengkala hari buruk, tidak baik untuk menggelar keperluan hajatan apa pun, terlebih untuk pelantikan pemimpin.
Terlepas dari hal itu, Tanggal 20 Februari 2025 masuk dalam siklus sodiak Bintang Pisces (lambang dua ekor ikan berenang berlawanan), yang orbitnya berlangsung dari Tanggal 20 Februari sampai dengan 20 Maret. Pisces, sebagaimana dituliskan dalam Kalender 301 Tahun (1.800-2.100), disusun oleh Prof Dr Tjokorda Rai Sudharta MA, Drs I Goesti Oka Dhermawan SH dan W Winda Winawan BA, memberikan sifat suka menolong dengan ikhlas.
Orang-orang yang terkenal dari Bintang Pisces diantaranya Prof Albert Einstein (Ahli Fisika Dunia), Chopin (Ahli Musik Polandia), E Douwes Dekker (Multatuli), Patricia Nixon (Istri Presiden Amerika), Dr Leimena (Perdana Menteri Indonesia), MH Thamrin (Pahlawan), Amir Hamsah (Pujangga), Rangga Warsita (Pujangga Besar Jawa), Wage Rudolf Supratman (Pencipta Lagu Kebangsaan Indonesia Raya).
Budayawan Jawa peraih anugerah Bintang Budaya, Kanjeng Raden Arya (KRA) Drs Pranoto Adiningrat MM yang juga Abdi Dalem Keraton Surakarta, menyatakan, Petung Kejawen tersebut merupakan wujud local wisdom atau kearifan lokal. Yaitu pengetahuan tentang pandangan kehidupan dengan strategi kebijakannya. Menjadi karya local genius yang memiliki keunikan dan keunggulan.(Bambang Pur)