blank
Ketua Umum KONI Kota Semarang, Arnas Agung Andrarasmara memberikan sambutan dalam Penataran untuk Cabang Olahraga KONI Kota Semarang di Hotel Quest, Plampitan Semarang pada Sabtu (6/11/2021).

SEMARANG (SUARABARU.ID)– ”Biar tekor asal kesohor. Kita Tidak usah gentar, maju terus untuk meraih juara umum dalam pekan olahraga provinsi (Porprov) di Pati Raya 2022 mendatang,”.

Ungkapan penyemangat itu dikatakan Ketua Umum KONI Kota Semarang, Arnaz Agung Andrarasmara di depan peserta Penataran untuk Cabang Olahraga KONI KOta Semarang di Hotel Quest, Plampitan Semarang.

Untuk bisa mewujudkan target juara umum itu Arnaz meminta kepada para pelatih Kota Semarang untuk membuat program latihan yang bagus.

”Penataran ini dilakukan agar para pelatih mampu membuat program latihan yang bagus, karena tidak zamannya membuat program latihan hanya copy paste aja,” ujar Arnaz.

Penataran bagi para pelatih Kota Semarang yang dibuka Kadispora Kota Semarang, Suhindoyo itu menghadirkan narasumber Prof Dr Sugiharto MS, Donny Wirayudha Kusuma PhD, Dr Hadi MPd, dan Sri Haryono SPd MOr.

Dalam kesempatan itu, KONI Kota Semarang memberikan penghargaan kepada para atlet dan pelatih Kota Semarang berupa perlindungan jaminan sosial dengan diikutkan menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan.

blank
Perwakilan atlet dan pelatih menerima kartu BPJS secara simbolis (tengah) berfoto bersama Ketua Umum KONI Kota Semarang, Arnaz Agung Andrarasmara dan Kadispora Kota Semarang, Suhindoyo di Hotel Quest, Plampitan Semarang.

Prof Dr Sugiharto menyampaikan materi perkembangan motorik, Donny Wirayudha Kusuma PhD tentang psikologi olahraga, Dr Hadi MPd mengenai kondisi fisik, dan Sri Haryono SPd MOr membahas evaluasi tes.

Sementara itu, Kadispora Kota Semarang, Suhindoyo dalam sambutannya mengatakan, permasalah yang muncul dalam pembinaan olahraga prestasi antara lain minimnya partisipasi masyarakat, sumber daya manusia (SDM), dan sarana
prasarana olahraga.

Selain itu juga belum optimalnya dalam pemanfaatan Sport Science.

”Selama ini penerapan sport science membutuhkan biaya yang besar, sehingga penerapan sport science selama ini masih sebatas retorika. Hal inilah yang mengakibatkan prestasi olahraga kita menurun,” ungkap Suhindoyo.

Untuk mengatasi persoalan itu, katanya, perlu upaya antara lain menghidupkan gerakan berolahraga ke masyarakat. Sebab, tanpa partisipasi dari masyarakat, tidak akan muncul atlet berprestasi andal.

”Ke depan, Dispora Kota Semarang akan membuka kelas olahraga untuk usia dini sampai usia 13 tahun, dan pembinaan usia emas yakni 23 tahun,” jelasnya.

Muha