Kepala Disdik Kota Semarang, Gunawan Saptogiri. Foto: Dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang menghentikan sementara Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang dimulai pada Senin (1/11/2021) hingga Sabtu (6/11/2021) mendatang.

Hal itu dilakukan mengingat kasus Covid-19 muncul ditengah proses PTM di Kota Semarang.

Penghentian PTM sementara tersebut sudah beredar di Grup WhatsApp orang tua siswa yang menyebutkan adanya temuan kasus positif dibeberapa sekolah, sehingga PTM di TK, SD, SMP negeri maupun swasta dihentikan sementara, sambil menunggu hasil tracking dari Dinkes. Sehingga untuk pembelajaran pun diganti dengan daring bagi semua siswa.

Kepala Disdik Kota Semarang, Gunawan Saptogiri membenarkan informasi tersebut. “Iya benar, kami hentikan sementara karena ada temuan siswa yang positif dan masih menunggu hasil tracking dan tracing dari Dinas Kesehatan,” kata Gunawan kepada Suarabaru.id melalui via telephon, Senin (1/11/2021).

Dikatakan, ada sekitar 20 sekolah yang siswanya terkonfirmasi positif, mulai dari SD , SMP, SMA negeri ataupun swasta.

“Ini terkonfirmasi siswa yang terpapar, mereka terkonfirmasi, dari Dinkes yang melakukan penelurusan secara acak. Mudah-mudahan hasilnya negatif semua sehingga tidak ada klaster sekolah,” jelasnya.

Disebutkan, terdapat 3 SMA, 3 SMP dan 14 SD yang siswanya ada yang terpapar Covid-19.

Menurut informasi, kasus Covid-19 ditemukan di 20 sekolah di Kota Semarang antara lain SMK Mataram Semarang, SMA 3 Semarang, dan SMA 4 Semarang. Untuk tingkat SMP yakni SMP 40 Semarang, SMP 30 Semarang, SMP Maria Goreti.

Sementara ditingkat SD sederajat, temuan kasus di MI Pancakarya, MI Nasrul Fajar, MI Miftahushibiyan, SD 1 Islam Sultan Agung, SD N Krapyak, SD Gemah, SD Muktiharjo Kidul. Lalu SD 2 Ngesrep, SD 3 Gebangsari, SD N 2 Bringin. SD Kanisius Bringin, SD Darul Hasanah, SD 2 Bernardus, dan Ponpes Roudhatul Qur’an, dengan jumlah total 42 siswa yang terpapar Covid-19.

“Untuk saat ini sudah dilakukan tracking maupun tracing di SMP 40, dan hasilnya negatif semua,” ujar Sapto.

Sapto mengaku sudah menekankan agar tidak lengah dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes). “Protokol kesehatan harus dilakukan lebih ketat. Siswa di sekolah mengikuti PTM 2 jam, selebihnya mereka ada di luar sekolah. Jadi belum tentu mereka terpapar di sekolah,” pungkasnya.

Ning

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini