SEMARANG (SUARABARU.ID) – Berdasarkan riset dari organisasi kesehatan dunia (WHO), jumlah persalinan Caesar terus meningkat. Secara global dengan jumlah lebih dari 1 di antara 5 (21%) dari semua kelahiran.
Sementara, dalam skala nasional angka prevalensinya hampir 18% (RISKESDAS 2018). Peningkatan umum faktor-faktor risiko ibu menjadi bagian besar atas meningkatnya persalinan caesar di seluruh dunia.
Tingginya jumlah tindakan persalinan caesar perlu diimbangi dengan pengetahuan mengenai manfaat dan risiko metode tersebut, terutama bagi kesehatan anak.
Dalam kegiatan Webinar Bicara Gizi yang bertema ‘Rencanakan Persalinan secara Matang dengan Tes Potensi Caesar’, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal Dr. dr. Rima Irwinda, SPOG(K) memaparkan, setiap ibu yang merencanakan kehamilan maupun mempersiapkan persalinan sebaiknya melakukan deteksi dini, apakah memiliki faktor risiko ibu yang dapat menyebabkan kehamilan berisiko tinggi dan memengaruhi kondisi kesehatan ibu, janin, atau keduanya.
Menurut dr. Rima, beberapa faktor pemicu kehamilan berisiko tinggi diantaranya adalah kondisi fisik (tinggi badan kurang dari 145 cm, panggul sempit, dan umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun), kondisi medis sebelum hamil (penyakit hipertensi, obesitas, diabetes, jantung, ginjal kronis, riwayat keguguran, atau riwayat kelainan genetik keluarga), kondisi medis yang timbul saat hamil (preeklamsia, gestational diabetes, tiroid), kondisi kehamilan terkait komplikasi (prematur, kembar, placenta previa), kondisi janin yang terkadang baru terlihat saat di USG, dan pilihan gaya hidup Ibu.
Selain itu, seorang ibu juga perlu memiliki pemahaman tentang keuntungan dan risiko dari metode persalinan yang dipilih atau yang harus dijalani. Selain risiko yang dihadapi Ibu, metode kelahiran juga dapat berpengaruh pada kesehatan si Kecil.
“Persiapan matang dalam mempersiapkan kelahiran, termasuk dalam menentukan metode kelahiran merupakan hal yang penting dilakukan. Salah satu upaya yang sebaiknya dilakukan adalah dengan melakukan tes potensi caesar,’ ujar dr. Rima dalam Webinar Bicara Gizi, Rabu (27/10/2021).
Ditambahkan bahwa engecekan potensi melahirkan secara caesar sebaiknya dilakukan secara berkala, terutama saat kehamilan memasuki trimester III.
Sementara dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi dr. Molly D. Oktarina, SpA(K) menjelaskan, salah satu risiko metode kelahiran caesar adalah menyebabkan gangguan keseimbangan kolonisasi mikrobiota di saluran pencernaan si Kecil. Padahal kolonosisasi mikrobiota saluran cerna yang didominasi oleh mikrobiota sehat merupakan aspek penting dalam menjaga daya tahan tubuh si Kecil.
“Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi anak usia 0-6 bulan yang mengandung nutrisi lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan kandungan lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan si Kecil,” tuturnya.
ASI juga mengandung prebiotik dan probiotik yang berkontribusi dalam mengembalikan keseimbangan mikrobiota pada saluran cerna si Kecil. Karena itu, pastikan Ibu menyusui mengonsumsi makanan yang bergizi lengkap dan seimbang.
Untuk memudahkan orangtua dalam melakukan deteksi dini potensi caesar, Danone SN Indonesia melalui Nutriclub meluncurkan Tes Potensi Caesar 2.0. Tools digital ini merupakan pengembangan dari Tes Potensi Caesar yang diluncurkan pada tahun 2020.
Digital Manager Danone Indonesia Ceasyalya Tahara menjelaskan, tes Potensi Caesar 2.0 by Nutriclub dikembangkan berdasarkan studi literatur dan validasi hasil oleh ahlinya yaitu Dr. dr. Rima Irwinda, SpOG(K). Dengan flow test yang lebih simpel, tes dapat dilakukan dengan praktis dan cepat karena hanya membutuhkan waktu dua menit.
“Hasil tes memberikan informasi yang lebih akurat dan komprehensif berupa angka persentase tingkat potensi caesar dengan skala low/med/high risk. Hasil tes juga sudah dipersonalisasi sesuai dengan kondisi yang sedang dialami Ibu sehingga dapat digunakan sebagai data penunjang saat berkonsultasi dengan dokter sebagai bahan pertimbangan,” sebutnya.
Untuk tes potensi caesar 2.0 sendiri dapat diakses melalui www.nutriclub.co.id.
Pada kesempatan itu, Mom influencer Stefany Talita juga menceritakan tentang pengalamannya dalam mempersiapkan persalinan caesar.
Menanggapi kehadiran tools Tes Potensi Caesar 2.0 by Nutriclub, Stefany Talita mengaku sangat bersyukur karena ilmu pengetahuan terus berkembang dan diimplementasikan untuk mempermudah masyarakat dalam berbagai hal, termasuk dalam membantu para orangtua khususnya Ibu mempersiapkan proses persalinan.
“Tes Potensi Caesar 2.0 by Nutriclub bertujuan untuk membantu mengetahui potensi caesar pada kehamilan, agar nantinya ibu dapat mempersiapkan persalinan caesar dengan lebih baik dan matang, meliputi persiapan sebelum, saat, dan sesudah persalinan,” katanya.
Hal yang perlu dipersiapkan secara matang dalam persiapan persalinan antara lain kesiapan mental, finansial, dan strategi intervensi tepat agar dapat meminimalkan dampak dari metode persalinan yang dipilih, termasuk mengoptimalkan pemberian ASI selama 6 bulan pertama kehidupan dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun dengan pengenalan MPASI yang aman dan tepat.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari visi kami yaitu ‘One Planet, One Health’, dimana kami hadir untuk membawa kesehatan ke sebanyak mungkin masyarakat melalui nutrisi dan hidrasi sehat. Melalui program berkelanjutan yang diselenggarakan secara rutin ini, Danone Indonesia melalui Danone SN Indonesia memberikan edukasi bagi para orangtua terkait nutrisi dan tumbuh kembang anak. Dalam Bicara Gizi kali ini,” tandas Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin.
“Kami berharap orangtua dapat memahami pentingnya mempersiapkan persalinan secara matang, agar risiko dari metode persalinan yang dipilih dapat dicegah sejak dini, sehingga kesehatan ibu dan si Kecil tetap terjaga,” pungkasnya.
Ning