blank
Meski musim hujan tiba,sebagian besar lahan sawah di Kebumen belum ditanami padi, Seperti di Desa Karangtanjung, Kecamatan Alian, petani baru mengolah sawah dan mempersiapkan pesemaian.(Foto:SB/Komper Wardopo)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Ketersediaan pupuk bersubsidi di Kabupaten Kebumen untuk musim tanam Pertama  (MT I) 2021/2021 sebanyak 17.751 ton. Sedangkan jumlah mesin traktor tangan berbagai jenis tersedia sebanyak 6.000.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen Tri Haryono menjelaskan hal tersebut saat Konferensi Pers di Ruang Pambirawa Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Kebumen, Senin (25/10).

Konferensi pers diikuti sejumlah wartawan media cetak, elektronik dan on line di Kebumen, dipandu oleh Komper Wardopo (Suarabaru.id), menghadirkan pula Kabid  Kedaruratan, Logisitik dan Peralatan BPBD Kebumen Salam.

Menurut penjelasan Tri Haryono,  jumlah stok  pupuk bersubsidi pada 2021 sebanyak 30.000 ton. Hingga September 2021 terserap 12.249 ton. Sedangkan luas lahan pertanian 40.173 hektare (ha). Namun hingga akhir Oktober baru sebagian kecil atau sekitar 100 ha lahan yang sudah ditanam padi.

Padahal sejak 16 Oktober hingga 31 Oktober air irigasi teknis dari Waduk Wadaslintang telah dialirkan. Artinya saat ini air sudah sampai ke areal sawah sehingga pihaknya menganjurkan para petani segera mengolah sawah, melakukan penyemaian agar Musim Tanam I bisa tepat atau atau tidak mundur.

Wajib Miliki Kartu Tani

Pasokan air irigasi dari Waduk Wadaslintang sesuai data Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Progo, Bogowonto dan Luk Ulo (Probolo) Kutoarjo dialirkan 24 meter kubik/detik. Namun irigasi Waduk Sempor belum bisa dialirkan karena  elevasinya baru 62,07 meter DPL. Sedangka elevasi normal waduk  di utara Gombong itu 72 meter DPL.

Tri Haryono juga mengimbau para petani wajib memiliki kartu tani dan masuk dalam kelompok tani agar datanya masuk dalam rencana daftar kebutuhan kelompok (RDKK) sehingga bisa memperoleh pupuk bersubsidi.

“Konsekuensi bila tak memiliki kartu tani dan tidak masuk kelompok tani ya harus membeli pupuk nonsubsidi yang harganya bisa tiga kali lipat,”terang dia.

Tri Haryono mengakui, harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi tahun ini naik. Untuk pupuk Urea Rp 112.500 per sak, SP 36 Rp 120,000/sak, ZA Rp 85.000/sak, NPK Rp 115.000/sak, pupuk organik Rp 32.000/zak dan pupuk organik cair Rp 20.000/liter.

Menyinggung jenis varietas padi yang disenangi petani Kebumen yaitu ciherang, mikongga dan inpari. Saat ini Kebumen masih surplus beras sekitar 123.000 ton dan menjadi salah satu penyangga pangan penting di Jateng.

Menurut Tri Haryono, mengenai masih sedikitnya lahan sawah yang ditanami padoi, karena petani terbiasa  menunggu curah hujan datang. Padahal di daerah irigasi teknis Waduk Wadaslintang air telah mengalir lancar sejak 16 Oktober lalu.

Sedangkan ramalan BMKG, puncak hujan daerah Kebumen diperkirakan jatuh pada bulan November, Desember dan Januari sehingga petani diharapkan mulai mengolah  sawah dan menyebar pesemaian. Harapannya Musim Tanam I tahun ini bisa tepat waktu dan hasil produksi padi bisa optimal.

Komper Wardopo     

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini