JEPARA (SUARABARU.ID) – Bulan Syawal adalah bulan me-refresh dan me-reset kembali tujuan hidup seorang muslim, karena pada bulan Syawal setelah Idul Fitri seorang muslim memiliki energi baru, kembali ke titik nol, semangat baru setelah meningkat kesadaran spiritual setelah di-chash selama bulan Ramadlan.
Demikian pesan KH. Charis Rohman saat memberikan tausiyah dalam acara Halalbihalal Yapi Nahdlatul Fata pada tanggal 6 April 2025 di TPQ Nahdlatul Fata 02 Petekeyan.
Oleh karena itu, menurut Kiai Charis pada bulan Syawal kita harus menata ulang tujuan hidup kita. Mau apa, targetnya apa, bagaimana strategi pelaksanaannya, dan hambatan apa saja yang harus kita hadapi pada bulan- bulan berikutnya. Demikian pula bagi seorang guru atau lembaga pendidikan harus punya target, jangan hanya kembali pada rutinitas tanpa dinamisasi. Berbagai potensi, rintangan, dan tantangan harus dikenali agar muncul kreativitas dan inovasi yang membawa kemajuan pendidikan.

Salah satu aqobah ( rintangan, tanjakan) dalam istilah sufisme Imam Al Ghozali yang sering mengganggu seorang guru untuk meningkatkan kinerjanya adalah aqobatul mal ( rintangan ekonomi).
Guru harus mampu mengelola keuangan keluarga dengan baik dengan menumbuhkan sifat ‘rifq’ ( sederhana, gemi setiti) sebagai bentuk syukur terhadap fasilitas yang diberikan Allah SWT., menghindari gaya hidup konsumtif dan hedonisme yang sering mengganggu ketahanan ekonomi keluarga yang dampaknya dapat mengganggu etos kerja dan kinerja seorang guru.

Musyahid Ikhwani atas nama shohibul idaroh TPQ Nahdlatul Fata 02 berharap kegiatan Halalbihalal Yapi Nahdlatul Fata ini semakin menambah kekompakan dan keakraban antarguru di bawah naungan Yapi Nahdlatul Fata, antara guru dengan pengurus dan komite sehingga terwujud soliditas dan sinergitas dalam membangun kualitas pendidikan meskipun beda unit pengabdiannya, sama-sama memiliki tujuan nasyrul ilmi ( mengembangkan ilmu).
Nur Khandir, Pembina Yapi Nahdlatul Fata berpesan 4 hal dalam pengabdian, yaitu berjamaah dan berjamiyyah, membangun sinergitas dalam gerakan. Kemandirian dan kebersamaan yang diwujudkan dalam bentuk LPJ kelembagaan. Kreatif dan inovatif, serta bergerak dan bangkit.

Sementara H. Maskan, Ketua Yapi Nahdlatul Fata menekankan perlunya penanaman Al Akhlaqul Karimah kepada anak didik. Guru harus sabar dan ikhlas dalam melaksanakan tugasnya sehingga berbagai tantangan pendidikan dapat dilewati dengan baik.

Halalbihalal Yapi Nahdlatul Fata merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan secara bergantian tempat pelaksanaannya dari satu unit ke unit lainnya yang dihadiri seluruh komponen Yayasan mulai dari Pembina, Pengawas, Pengurus, Kepala, dewan guru, Tendik, dan pegawai di lingkungan Yapi Nahdlatul Fata. Momentum tersebut sebagai ajang silaturahmi, membangun soliditas dan sinergitas dalam mengembangkan kualitas pendidikan.
Hadepe – Sub