blank
Sambut HSN 2021 digelar program Sapa Desa di Desa Talunombo Sapuran Wonosobo. Foto : SB/dok

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Ada beragam cara dilakukan untuk menyambut Hari Santri Nasional (HSN) 2021. Salah satunya digelar Fakultas Komunikasi dan Sosial Politik (FKSP) Unsiq Jateng Wonosobo yang menghelat HSN dengan program Sapa Desa di Desa Talunombo Sapuran.

Program Sapa Desa HSN diisi dengan diskusi dan dialog bersama antara pemerintah, perangkat desa dengan akademisi Unsiq Jateng di Wonosobo untuk mendorong sikap kritis warga setempat guna kemajuan dan kemandirian desa.

Diskusi dengan tema “Santri Gumegrah Ndandani Desa” yang digagas Unit Penjamin Mutu, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UP3M) FKSP Unsiq itu, menghadirkan M Albar (Wakil Bupati ), Sarif Andillah (Ketua F-FKB DPRD Jateng), Dr H Ngarifin Shidiq MPdI (Wakil Rektor I Unsiq) dan Badarudin (Kepala Desa Talunombo).

Wakil Bupati M Albar mengharapkan untuk menyambut UU Pesantren perlu disiapkan database terkait santri, pesantren dan konsep pemberdayaan masyarakat berbasis pesantren. Sehingga gagasan pengembangan pesantren dan pemberdayaan masyarakat akan mudah direalisasikan.

“Wonosobo itu dikenal sebagai Kota Santri. Maka posisi santri sangat strategis dalam ikut membantu program pemerintah untuk meningkatkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di masyarakat,” tegasnya.

Kepala UP3M FKSP Unsiq Jateng di Wonosobo Insan Mahmud mengatakan HSN perlu diperingati dengan kegiatan positif oleh santri yang ada di desa. Santri harus gumregah dan aktif dalam ikut memeriahkan peringatan HSN yang lebih bermanfaat di masyarakat.

Langsung Dikerjakan

blank
Warga ketika mengikuti program Sapa Desa di Desa Talunombo Sapuran Wonosobo. Foto : SB/dok

Wakil Rektor I Unsiq Ngarifin Shidiq menyambut baik program Sapa Desa untuk menyambut peringatan HSN 2021. Desa Talunombo bisa dijadikan model database santri dan pesantren dengan pendampingan Pusat Studi Pengembangan Tehnologi Informasi Fastikom dan UP3M FKSP Unsiq Jateng di Wonosobo.

“Program database santri dan pesantren bisa langsung dieksekusi. Tidak usah ditunda-tunda lagi. Mengingat data tersebut sangat penting sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan santri dan pesantren di masyarakat,” tegas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Wonosobo itu.

Ketua F-KB DPRD Jateng Sarif Abdillah menambahkan UU Pesantren mengamanatkan tiga hal, yakni kegiatan pendidikan, dakwah dan pemberdayaan umat. Peluang tersebut harus bisa disambut kalangan santri, pesantren dan pemerintah desa.

“Santri yang berada di desa harus punya cita-cita untuk memberdayakan masyarakat setempat dan memajukan desa. Saya sepakat program Sapa Desa bisa dijadikan model pemberdayaan masyarakat antara pemerintah desa dengan Unsiq Jateng,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Talunombo Badarudin meminta tidak banyak rencana yang digagas. Tapi sebaiknya program yang ada langsung dilaksanakan sehingga bisa segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Perlu ada sinergi antara pemerintah desa, pesantren dan perguruan tinggi.

“Saya kira program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan santri, pesantren dan perguruan tinggi di desa, sangat bagus. Sebab, yang jadi persoalan di desa saat ini, yakni adanya SDM unggul di desa yang masih minim dan butuh disuport semua pihak.

Muharno Zarka